Intisari Pemahaman Versi B510
dari artikel The Moderator-Mediator Variable Distinction in Social
Psychological Research: Conceptual, Strategic, and Statistical Considerations
Reuben M. Baron and David A.
Kenny University of Connecticut (1986)
Prinsip Dasar beda Moderasi
dan Mediasi:
-
Perbedaan di uji pada tiga tingkatan yaitu :
konseptual, strategis, dan statistik.
-
Dugaaan Awal:Ketika ada temuan yang berbeda
maka ada kemungkinan variabel ke tiga, jika ada temuan tersebut mengakibatkan
tidak ada hubungan misal X mempengaruhi Y, lalau ada temuan X tidak mempengaruhi
Y maka patut di duga bahwa variabel ketiga adalah mediasi. Tetapi jika temuan
tersebut adalah berbalikan misal X mempengaruhi positif Y lalu ada temuan lain
menunjukkan bahwa X berpengaruh negatif terhadap Y maka patut diduga variabel
ke tiga adalah moderasi.
-
Mediasi atau invervening atau variabel antara
yaitu variabel yang di pengaruhi oleh independen variabel lalu karena pengaruh
tersebut berakibat variabel mediasi mempengaruhi variabel dependen. Sedangkan
moderasi variabel tersebut berdiri sendiri dan keberadaannya akan memperkuat
atau memperlemah atau membalikkan hubungan variabel independen ke variabel
dependen
-
Moderator dan variabel independen / prediktor
berada pada tingkat yang sama dalam peran sebagai variabel kausal anteseden
atau eksogen. Hanya saja pada variabel moderator hanya memberikan efek. Sedangkan
pada Mediasi peran dari efek bergeser menjadi penyebab, tergantung pada fokus
analisis yang sering dilakukan
-
Mediator berbicara tentang bagaimana atau
mengapa efek tersebut terjadi. Misalnya, pilihan dapat memoderasi dampak
insentif pada perubahan sikap yang disebabkan oleh tindakan yang berbeda,
dan efek ini pada gilirannya dimediasi oleh urutan pengurangan gairah disonansi
(of. Brehm &; Cohen, 1962).
-
Dalam mengukur mediasi Variabel independen akan
mempengaruhi variabel mediasi dan karena pengaruh tersebut variabel mediasi
akan mempengaruhi variabel dependen. Tetap perlu diketahui juga bahwa dalam
mediasi variabel mediasi tidak mempengaruhi balik variabel independennya
(mulitkoleniaritas). Begitu juga ketika variabel moderasi mempengaruhi variabel
dependent maka variabel dependen tidak mempengaruhi variabel mediasi lagi (Loop
lingkaran pengaruh)
-
penelitian berorientasi mediator lebih
tertarik pada mekanisme daripada variabel eksogen itu sendiri (misalnya, mediator
disonansi dan kontrol pribadi telah terlibat sebagai menjelaskan
berbagai prediktor yang hampir tak ada habisnya), penelitian moderator
biasanya memiliki minat yang lebih besar pada variabel prediktor
-
Variabel moderator biasanya diperkenalkan ketika
ada hubungan yang lemah atau tidak konsisten secara tak terduga antara
prediktor dan variabel kriteria/dependen. Misal perebedaan pada populasi
yang mengakibatkan hubungan variabel X ke Y ada yang kuat dan ada yang lemah. Contoh
penelitain di Timur dan barat sangat berbeda misal dalam hubungan keluarga dan
penentuan pilihan karir.
-
Dalam melihat suatu kasus seseorang dapat saja
mulai melihat bahwa suatu variabel dapat memoderasi atau memperkuat hubungan X
ke Y. Atau juga dapat menggunakan intervensi atau mediator. Contoh Kasus: Ras
di anggap sebagai mediator atau moderator? Kasus : hubungan teknik
instruksional terhadap efektivitas tingkat belajar. Temuan empiris menunjukkan
bahwa ras tertentu (hitam) mendapatkan hasil efektivitas yang lebih rendah
sedangkan ras putih efektivitas lebih tinggi. Karena kondisi berlawanan maka
kemungkinan ada variabel moderasi. Tapi jangan terlalu cepat menyimpulkan
karena mungkin masalahnya bukan ras tetapi tingkat kecemasan. Setelah mencoba
ternyata ras hitam memiliki tingkat kecemasan yang tinggi di banding ras putih.
Maka dalam hal ini tentu bukan moderasi melainkan mediasi. Sehingga hubungan
nya menjadi tingkat instruksional berhubungan dengan tingkat kecemasan dan
tingkat kecemasan mempengaruhi efektivitas belajar. Maka ketika tingkat
kecemasan ras hitam dapat di kendalikan maka hubungan teknik instruksional
dengan efektivitas belajar menjadi nol dan tidak ada hubungannya dengan ras. Di
sinilah kita melihat bahwa moderator belum tentu moderator dan dapat menjadi
mediasi, maka penelitian empiris sangat penting dalam menilai celah tersebut.
-
Dalam studi kebijakan maka memahami mediasi dan
moderasi akan memberikan masukan kebijakan apa yang harusnya diintervensi dan
di kendalikan pada variabel yang dipahami sebagai mediasi dan moderasi
-
Teori sangat penting untuk menentukan moderasi
maupun mediasi. Ketika suatu teori menyatakan bahwa A berhubungan dengan B
tetapi ternyata hasilnya berbeda maka perlu di cari variabel ketiga. Dan dalam
menentukan variabel ketiga kita memerlukan teori lain yang dapat menjelaskannya,
apabila teori yang menjelaskan tidak ada maka kita menemukan teori baru yang
perlu terus menerus diuji
Penjelasan Konsep antara Mediasi
dan Moderasi
Ikhtisar Perbedaan Konseptual
Antara Moderator dan Mediator
Untuk menunjukkan mediasi
seseorang harus membangun hubungan yang kuat antara:
(a) prediktor dan variabel
mediasi dan
(b) variabel mediasi dan beberapa
variabel endogen atau variabel dependen.
Untuk penelitian yang mengarah
pada tingkat penjelasan psikologis (Unit individu), mediator mewakili sifat
orang yang mengubah variabel prediktor atau input dalam beberapa cara.
Kerangka Kerja untuk
Menggabungkan Mediasi dan Moderasi
Gambar 4 menyajikan model
gabungan dengan mediasi dan moderasi. Kontrol variabel memiliki status
mediator dan moderator dalam model. Stressor pada gambar adalah variabel
independen, dan variabel dependen diberi label hasil. Kami
menunjukkan kontrol yang dimanipulasi sebagai C, stressor sebagai S,
interaksi C • S sebagai CS, mengukur kontrol yang dirasakan sebagai P,
interaksi P X S sebagai PS, interaksi C x P sebagai CP, interaksi C X P X S
sebagai CPS, dan hasilnya sebagai O.
Kami berasumsi bahwa manipulasi
kontrol dan stressor adalah dikotomi dan bahwa semua efek moderator adalah
linier. Analisis berlangsung dalam tiga langkah.
Pada Langkah 1, efek dari
variabel yang dimanipulasi pada O dinilai.
Pada Langkah 2, efek ke dan dari
P dinilai.
Pada Langkah 3, efek dari PS
dinilai.
Langkah 1. Regresi Langkah
1 diilustrasikan pada Gambar 1. Langkah ini adalah ANOVA 2 X 2 sederhana pada
variabel hasil.
-
Jika C memiliki efek signifikan pada O, maka kontrol
dapat menjadi variabel mediasi dari efek stressor pada hasil.
-
Jika S mempengaruhi O, tanpa melalui C
maka C sebagai mediasi perlu dievaluasi. Karena seharusnya S menjadi
kehilangan pengaruh terhadap O apabila efek mediasinya dikontrol.
-
Tetapi bukti langsung untuk mediasi diberikan
pada langkah berikutnya. Akhirnya, efek CS menunjukkan moderasi.
Langkah 2. Regresi Langkah 2
diilustrasikan pada Gambar 4.
-
P mengalami regresi pada C, S, dan CS. Ini dapat
lebih mudah dicapai dengan 2 • 2 ANOVA.
-
O mengalami regresi pada C, S, P, dan CS.
-
Agar P dapat memediasi hubungan S dengan O, S
harus mempengaruhi P dan P harus mempengaruhi O. Jika ada mediasi lengkap,
maka S tidak mempengaruhi O ketika P dikendalikan. Untuk memperkuat
klaim bahwa itu dianggap kontrol yang memediasi hubungan, C harus sangat
mempengaruhi P tetapi tidak boleh mempengaruhi O. Jika C mempengaruhi
O, maka diindikasikan bahwa beberapa aspek manipulasi kontrol berbeda dari
kontrol yang dirasakan.
Ada dua jalur yang tersisa di
Langkah 2. Mereka adalah jalur dari CS ke P dan ke O. Jika CS
mempengaruhi P, maka manipulasi kontrol tidak sama efektifnya dalam menentukan
kontrol yang dirasakan di seluruh tingkat stressor. Stressor memoderasi
efektivitas manipulasi. Jalur Langkah 2 terakhir adalah jalur dari CS ke O.
Mari kita asumsikan bahwa CS mempengaruhi O pada regresi Langkah 1, dan pada
Langkah 2 CS memiliki efek yang lebih lemah pada O. Kemudian
interpretasinya adalah P telah memediasi efek CS pada O.
Kami
memiliki apa yang mungkin disebut moderasi yang dimediasi. Moderasi yang
dimediasi akan ditunjukkan oleh CS yang mempengaruhi O pada Langkah 1, dan pada
Langkah 2 CS mempengaruhi P dan P mempengaruhi C. Jadi adalah mungkin bagi
P untuk memediasi efek S pada O dan efek CS pada O.
Langkah 3. Pada langkah ini, satu
persamaan diperkirakan. Variabel O mengalami regresi pada C, S, P, CS, dan PS.
Persamaan ini identik dengan persamaan Langkah 2 kedua, tetapi istilah PS telah
ditambahkan. Pertanyaan kuncinya adalah sejauh mana efek CS pada O berkurang
dalam berpindah dari Langkah 2 ke Langkah 3. Jika sudah, maka kita dapat
mengatakan bahwa P dan bukan C memoderasi hubungan S ke O.
Dalam arti, P
memediasi efek moderating C pada S. Agar hal ini terjadi, CS harus memiliki
lebih sedikit efek pada O pada Langkah 3 daripada pada Langkah 2, dan PS harus
mempengaruhi O.
Akhirnya pada
Langkah 2, C harus mempengaruhi P, yang akan mengakibatkan CS dan PS
berkorelasi. Kemudian ada dua cara di mana efek CS pada O dapat
dijelaskan oleh P Hal ini dapat dijelaskan oleh P karena manipulasi kontrol
secara berbeda mempengaruhi kontrol yang dirasakan untuk tingkat stressor.
Atau, interaksi CS dapat disalurkan melalui interaksi PS. Penjelasan pertama
akan mengubah apa yang merupakan efek moderator menjadi efek mediator, dan yang
terakhir akan mempertahankan penjelasan moderator tetapi meningkatkan makna
konstruksi moderator. Kami menyajikan hipotesis tiga langkah karena mereka
mewakili serangkaian hipotesis yang masuk akal. Jika diinginkan, model lebih
lanjut dapat diperkirakan. Misalnya, seseorang dapat mengalami kemunduran O
pada C, S, E CS, dan CE Kehadiran efek CP, serta efek mediasi oleh P dari
hubungan S ke O, akan menjadi indikasi mediasi yang dimoderasi (James & Brett,
1984). Artinya, efek mediasi P bervariasi di seluruh tingkat C. Efek interaksi
orde kedua, CPS, juga dapat diperkirakan dan diuji.