Rabu, 15 Mei 2024

Moderator dan Mediator Itu Beda?langkah penting membedakannya?

 Intisari Pemahaman Versi B510 dari artikel The Moderator-Mediator Variable Distinction in Social Psychological Research: Conceptual, Strategic, and Statistical Considerations

Reuben M. Baron and David A. Kenny University of Connecticut (1986)


Prinsip Dasar beda Moderasi dan Mediasi:

-          Perbedaan di uji pada tiga tingkatan yaitu : konseptual, strategis, dan statistik.

-          Dugaaan Awal:Ketika ada temuan yang berbeda maka ada kemungkinan variabel ke tiga, jika ada temuan tersebut mengakibatkan tidak ada hubungan misal X mempengaruhi Y, lalau ada temuan X tidak mempengaruhi Y maka patut di duga bahwa variabel ketiga adalah mediasi. Tetapi jika temuan tersebut adalah berbalikan misal X mempengaruhi positif Y lalu ada temuan lain menunjukkan bahwa X berpengaruh negatif terhadap Y maka patut diduga variabel ke tiga adalah moderasi.

-          Mediasi atau invervening atau variabel antara yaitu variabel yang di pengaruhi oleh independen variabel lalu karena pengaruh tersebut berakibat variabel mediasi mempengaruhi variabel dependen. Sedangkan moderasi variabel tersebut berdiri sendiri dan keberadaannya akan memperkuat atau memperlemah atau membalikkan hubungan variabel independen ke variabel dependen

-          Moderator dan variabel independen / prediktor berada pada tingkat yang sama dalam peran sebagai variabel kausal anteseden atau eksogen. Hanya saja pada variabel moderator hanya memberikan efek. Sedangkan pada Mediasi peran dari efek bergeser menjadi penyebab, tergantung pada fokus analisis yang sering dilakukan

-          Mediator berbicara tentang bagaimana atau mengapa efek tersebut terjadi. Misalnya, pilihan dapat memoderasi dampak insentif pada perubahan sikap yang disebabkan oleh tindakan yang berbeda, dan efek ini pada gilirannya dimediasi oleh urutan pengurangan gairah disonansi (of. Brehm &; Cohen, 1962).

-          Dalam mengukur mediasi Variabel independen akan mempengaruhi variabel mediasi dan karena pengaruh tersebut variabel mediasi akan mempengaruhi variabel dependen. Tetap perlu diketahui juga bahwa dalam mediasi variabel mediasi tidak mempengaruhi balik variabel independennya (mulitkoleniaritas). Begitu juga ketika variabel moderasi mempengaruhi variabel dependent maka variabel dependen tidak mempengaruhi variabel mediasi lagi (Loop lingkaran pengaruh)

-          penelitian berorientasi mediator lebih tertarik pada mekanisme daripada variabel eksogen itu sendiri (misalnya, mediator disonansi dan kontrol pribadi telah terlibat sebagai menjelaskan berbagai prediktor yang hampir tak ada habisnya), penelitian moderator biasanya memiliki minat yang lebih besar pada variabel prediktor

-          Variabel moderator biasanya diperkenalkan ketika ada hubungan yang lemah atau tidak konsisten secara tak terduga antara prediktor dan variabel kriteria/dependen. Misal perebedaan pada populasi yang mengakibatkan hubungan variabel X ke Y ada yang kuat dan ada yang lemah. Contoh penelitain di Timur dan barat sangat berbeda misal dalam hubungan keluarga dan penentuan pilihan karir.

-          Dalam melihat suatu kasus seseorang dapat saja mulai melihat bahwa suatu variabel dapat memoderasi atau memperkuat hubungan X ke Y. Atau juga dapat menggunakan intervensi atau mediator. Contoh Kasus: Ras di anggap sebagai mediator atau moderator? Kasus : hubungan teknik instruksional terhadap efektivitas tingkat belajar. Temuan empiris menunjukkan bahwa ras tertentu (hitam) mendapatkan hasil efektivitas yang lebih rendah sedangkan ras putih efektivitas lebih tinggi. Karena kondisi berlawanan maka kemungkinan ada variabel moderasi. Tapi jangan terlalu cepat menyimpulkan karena mungkin masalahnya bukan ras tetapi tingkat kecemasan. Setelah mencoba ternyata ras hitam memiliki tingkat kecemasan yang tinggi di banding ras putih. Maka dalam hal ini tentu bukan moderasi melainkan mediasi. Sehingga hubungan nya menjadi tingkat instruksional berhubungan dengan tingkat kecemasan dan tingkat kecemasan mempengaruhi efektivitas belajar. Maka ketika tingkat kecemasan ras hitam dapat di kendalikan maka hubungan teknik instruksional dengan efektivitas belajar menjadi nol dan tidak ada hubungannya dengan ras. Di sinilah kita melihat bahwa moderator belum tentu moderator dan dapat menjadi mediasi, maka penelitian empiris sangat penting dalam menilai celah tersebut.

-          Dalam studi kebijakan maka memahami mediasi dan moderasi akan memberikan masukan kebijakan apa yang harusnya diintervensi dan di kendalikan pada variabel yang dipahami sebagai mediasi dan moderasi

-          Teori sangat penting untuk menentukan moderasi maupun mediasi. Ketika suatu teori menyatakan bahwa A berhubungan dengan B tetapi ternyata hasilnya berbeda maka perlu di cari variabel ketiga. Dan dalam menentukan variabel ketiga kita memerlukan teori lain yang dapat menjelaskannya, apabila teori yang menjelaskan tidak ada maka kita menemukan teori baru yang perlu terus menerus diuji

 

Penjelasan Konsep antara Mediasi dan Moderasi

Ikhtisar Perbedaan Konseptual Antara Moderator dan Mediator

Untuk menunjukkan mediasi seseorang harus membangun hubungan yang kuat antara:

(a) prediktor dan variabel mediasi dan

(b) variabel mediasi dan beberapa variabel endogen atau variabel dependen.

Untuk penelitian yang mengarah pada tingkat penjelasan psikologis (Unit individu), mediator mewakili sifat orang yang mengubah variabel prediktor atau input dalam beberapa cara.

Kerangka Kerja untuk Menggabungkan Mediasi dan Moderasi

Sebuah gambar berisi teks, garis, diagram, Font

Deskripsi dibuat secara otomatis

Gambar 4 menyajikan model gabungan dengan mediasi dan moderasi. Kontrol variabel memiliki status mediator dan moderator dalam model. Stressor pada gambar adalah variabel independen, dan variabel dependen diberi label hasil. Kami menunjukkan kontrol yang dimanipulasi sebagai C, stressor sebagai S, interaksi C • S sebagai CS, mengukur kontrol yang dirasakan sebagai P, interaksi P X S sebagai PS, interaksi C x P sebagai CP, interaksi C X P X S sebagai CPS, dan hasilnya sebagai O.

Kami berasumsi bahwa manipulasi kontrol dan stressor adalah dikotomi dan bahwa semua efek moderator adalah linier. Analisis berlangsung dalam tiga langkah.

Pada Langkah 1, efek dari variabel yang dimanipulasi pada O dinilai.

Pada Langkah 2, efek ke dan dari P dinilai.

Pada Langkah 3, efek dari PS dinilai.

Langkah 1. Regresi Langkah 1 diilustrasikan pada Gambar 1. Langkah ini adalah ANOVA 2 X 2 sederhana pada variabel hasil.

-          Jika C memiliki efek signifikan pada O, maka kontrol dapat menjadi variabel mediasi dari efek stressor pada hasil.

-          Jika S mempengaruhi O, tanpa melalui C maka C sebagai mediasi perlu dievaluasi. Karena seharusnya S menjadi kehilangan pengaruh terhadap O apabila efek mediasinya dikontrol.

-          Tetapi bukti langsung untuk mediasi diberikan pada langkah berikutnya. Akhirnya, efek CS menunjukkan moderasi.

Langkah 2. Regresi Langkah 2 diilustrasikan pada Gambar 4.

-          P mengalami regresi pada C, S, dan CS. Ini dapat lebih mudah dicapai dengan 2 • 2 ANOVA.

-          O mengalami regresi pada C, S, P, dan CS.

-          Agar P dapat memediasi hubungan S dengan O, S harus mempengaruhi P dan P harus mempengaruhi O. Jika ada mediasi lengkap, maka S tidak mempengaruhi O ketika P dikendalikan. Untuk memperkuat klaim bahwa itu dianggap kontrol yang memediasi hubungan, C harus sangat mempengaruhi P tetapi tidak boleh mempengaruhi O. Jika C mempengaruhi O, maka diindikasikan bahwa beberapa aspek manipulasi kontrol berbeda dari kontrol yang dirasakan.

Ada dua jalur yang tersisa di Langkah 2. Mereka adalah jalur dari CS ke P dan ke O. Jika CS mempengaruhi P, maka manipulasi kontrol tidak sama efektifnya dalam menentukan kontrol yang dirasakan di seluruh tingkat stressor. Stressor memoderasi efektivitas manipulasi. Jalur Langkah 2 terakhir adalah jalur dari CS ke O. Mari kita asumsikan bahwa CS mempengaruhi O pada regresi Langkah 1, dan pada Langkah 2 CS memiliki efek yang lebih lemah pada O. Kemudian interpretasinya adalah P telah memediasi efek CS pada O.

Kami memiliki apa yang mungkin disebut moderasi yang dimediasi. Moderasi yang dimediasi akan ditunjukkan oleh CS yang mempengaruhi O pada Langkah 1, dan pada Langkah 2 CS mempengaruhi P dan P mempengaruhi C. Jadi adalah mungkin bagi P untuk memediasi efek S pada O dan efek CS pada O.

Langkah 3. Pada langkah ini, satu persamaan diperkirakan. Variabel O mengalami regresi pada C, S, P, CS, dan PS. Persamaan ini identik dengan persamaan Langkah 2 kedua, tetapi istilah PS telah ditambahkan. Pertanyaan kuncinya adalah sejauh mana efek CS pada O berkurang dalam berpindah dari Langkah 2 ke Langkah 3. Jika sudah, maka kita dapat mengatakan bahwa P dan bukan C memoderasi hubungan S ke O.

Dalam arti, P memediasi efek moderating C pada S. Agar hal ini terjadi, CS harus memiliki lebih sedikit efek pada O pada Langkah 3 daripada pada Langkah 2, dan PS harus mempengaruhi O.

Akhirnya pada Langkah 2, C harus mempengaruhi P, yang akan mengakibatkan CS dan PS berkorelasi. Kemudian ada dua cara di mana efek CS pada O dapat dijelaskan oleh P Hal ini dapat dijelaskan oleh P karena manipulasi kontrol secara berbeda mempengaruhi kontrol yang dirasakan untuk tingkat stressor. Atau, interaksi CS dapat disalurkan melalui interaksi PS. Penjelasan pertama akan mengubah apa yang merupakan efek moderator menjadi efek mediator, dan yang terakhir akan mempertahankan penjelasan moderator tetapi meningkatkan makna konstruksi moderator. Kami menyajikan hipotesis tiga langkah karena mereka mewakili serangkaian hipotesis yang masuk akal. Jika diinginkan, model lebih lanjut dapat diperkirakan. Misalnya, seseorang dapat mengalami kemunduran O pada C, S, E CS, dan CE Kehadiran efek CP, serta efek mediasi oleh P dari hubungan S ke O, akan menjadi indikasi mediasi yang dimoderasi (James & Brett, 1984). Artinya, efek mediasi P bervariasi di seluruh tingkat C. Efek interaksi orde kedua, CPS, juga dapat diperkirakan dan diuji.

 

0 comments:

Posting Komentar