Minggu, 07 Mei 2023

Human Relation Management Theory Gerald T Garbis (P. 938-941) Ensyclopedia Public Administration and Public Polics-Second Edition Edited By Evan M. Berman

Human Relation Management Theory

Gerald T Garbis

(P. 938-941) Ensyclopedia Public Administration and Public Polics-Second Edition

Edited By Evan M. Berman


Introduction

Experiment Hawthorne telah menunjukkan bagaimana hubungan manusia dalam suatu group akan berimplikasi terhadap produktivitas nya dan memperkuat solidaritas serta kemampuan tim yang solid serta memberikan efek jangka panjang dalam ketahanan organisasi. Terdapat tingkatan level hubungan manusia dalam grup yang berdampak pada tingkat produktivitas pegawai. Project ini menjadi awal baru era new classic yang menempatkan manusia sebagai makhluk yang dinamis dan bagaimana maintenance manusia akan memberikan stabilitas kinerja

Manusia adalah makhluk yang dinamis, sehingga tidak ada manajemen hubungan manusia yang statis tetapi harus fleksibel dalam melihat perkembangan. Management manusia merupakan faktor strategis dalam organisasi. Manajemen SDM bertanggung jawab terhadap bagaimana memperlakukan manusia baik secara eksternal fisik serta merawat internal melalui tanggung jawab, memberikan delegasi agar lebih otonom, serta memberikan kejelasan dan menghargai mereka. Memberikan kebutuhan dasar psikologis akan membangkitkan dan menjaga nilai mereka. Dengan komposisi yang pas dan saling mendukung antara faktor eksternal maupun internal akan menciptakan motivasi dan energi yang besar pada pekerja, untuk memberikan semua yang ada tentu perlu dukungan dari kapasitas yang lain seperti keuangan perusahaan, arah tujuan perusahaan dan spesifikasi pekerjaan. Tugas manajemen sumber daya manusia harus mampu mengelola hubungan manusia dalam bekerja untuk menciptakan suasana yang tepat dan menjaga kestabilitasan performa.


Penelitian dari Ohio State University

Tahun 1950, menunjukkan bahwa manager yang hanya menggunakan cara klasik seperti penekanan pada struktur, tugas, kontrol, produksi yang secara teori ilmiah adalah langkah efektif maka hasilnya tidak akan sefektif dari manager yang menggabungkan antara struktur dan kebutuhan psikologis pekerjanya. Manajer yang efektif harus mampu memadukan antara struktur organisasi dan kebutuhan psikologis dari pegawainya. seperti pada theory X dan Y. McGregor dalam buku nya “the human side of Enterprise . ketika karakter pekerjaan pada organisasi bertemu dengan minat dan kebutuhan psikologis dari pegawai maka pegawai dikategorikan sebagai kelompok theory Y, pegawai dengan sendirinya bekerja dengan penuh tanggung jawab, bersemangat, dan penuh dengan kepuasan. tetapi begitu juga sebaliknya ketika karakter pekerjaan organisasi tidak bertemu dengan minat dan kebutuhan psikologis pegawai maka pegawai akan tidak bersemangat, dan malas. Pada kategori ini pegawai dikelompokkan dalam theory X, management SDM harus mampu mempertemukan antara kebutuhan pegawai dan kebutuhan organisasi.


Managerial Grid

Robert Blake dan Jane Mouton, memperkenalkan model management grid, dimana axis vertikal konsen pada concern pada manusia sedangkan axis horizontal concern pada hasil.

Sementara itu Rensis Likert (Researcher university Michigan) menjelaskan pengetahuannya tentang hubungan manusia pada suatu organisasi yang diperoleh dari banyak penelitian dengan setting organisasi yang berbeda-beda. Dari hasil survei tersebut Likert menemukan secara umum hubungan manusia dalam organisasi dibagi ke dalam 4 sistem yaitu:

  1. Exploitative Authoritarian (pimpinan memutuskan penuh)

  2. Benevolent Authoritarian (pimpinan mempertimbangkan masukan bawahannya-putusan tetap masih didominasi pimpinan dengan pertimbangan kebutuhan anggotanya)

  3. Consultative (keputusan 50:50, bahkan sangat dipengaruhi oleh keputusan bawahannya)

  4. Participative Group (keputusan bersama)


masing-masing sistem tersusun atas beberapa faktor seperti tehnik motivasi, gaya supervisor, sistem insentif dan sebagainya. 



0 comments:

Posting Komentar