Sabtu, 24 September 2022

Teori Organisasi Untuk Administrasi Publik

 Resume Buku 

Teori Organisasi Untuk Administrasi Publik


Pengarang: Micher M Harmon (George Washington University); Richard T Mayer (George Mason University)


Chapter 10

Teori Interpretasi dan Kritik

Perorganisasian sebagai Tindakan Sosial


Ketertarikan individu dan organisasi adalah dua hal yang berbeda, untuk dapat memahami keduanya maka diperlukan pengkarakteran dari kedua ciri tersebut, agar keduanya dapat saling berjalan beriringan dan mengurangi konflik antara minat individu dan organisasi. Tindakan rasional lebih tepat dianalisis pada level individu secara berlawanan dengan level kolektif. Pengkarakteran individu dan organisasi dapat diketahui untuk menetapkan target, apabila target individu dan organisasi sama maka tujuan dan goal dapat lebih mudah tercapai, organisasi akan menghitung pencapaian tujuan agar tetap efisien

Teori organisasi dengan suatu metodologi menganlisis mulai dari level individu yang paling dasar dalam menentukan pilihan sampai sistem secara keseluruhan, walaupun terdapat perbedaan, bagaimanapun teori sosial secara asumsi tidak secara fundamental berbeda dengan ilmu alam, dan masih bisa digunakan untuk mengungkap objektivitas, nilai dari organisasi. Pertumbuhan dan perkembangan individu, keberlangsungan organisasi, daya tanggap dan kesehatan, manfaat maksimal dan adaptasi untuk berkompetisi dalam keberagaman. 


Penghantar

Terdapat dua pendekatan dalam teori Organisasi yaitu interpretatif dan kritikal. 

ada 6 elemen utama dari perpaduan kemunculan teori interpretatif dan kritikal yaitu:

  1. Ketertarikan individu dan organisasi berada dalam tensi yang fundamental satu sama lain. Hubungan keduanya melekat sebagai pertimbangan kekuatan politik. pertanyaan utama dari teori organisasi adalah bukan bagaimana untuk menyatukan keduanya tetapi bagaimana individu dapat melampaui organisasi.

  2. Model tindakan rasional yang menjadikan masalah, seringkali beberapa keterbatasan pemahaman dalam konteks tindakan individu, sosial dan  organisasi

  3. Secara natural ilmu sosial yang didukung/didasarkan  kepercayaan positivistic dalam gagasan berperilaku menyediakan ketidakcukupan dalam memahami dunia sosial yang secara langsung lebih memperhatikan pemahaman subjektif dari keseharian pengalaman sosial individu.

  4. Perhatian empirik, seperti gambaran dan penjelasan yang akurat. 

  5. Masalah utama dari teori organisasi adalah cara memahami birokrasi melayani  untuk memperkuat proses sosial dari dominasi yang ketika menghasilkan keterasingan individu. untuk memahami hubungan struktur sosial untuk membantu bahasa dan pembahasan

  6. Tujuan dari teori secara fundamental untuk dilaksanakan. teori adalah praktik sepanjang dapat dipahami untuk bertanggung jawab dan tindakan autonomi


Teori sosial dan organisasi  secara fundamental dibagi kedalam jawaban mereka atas dua pertanyaan, pertama apa basik utama dari asumsi filosofi yang dijadikan ilmu sosial dasar? dan kedua apa moral dan tujuan praktis jika teori memberikan layanan? Pertanyaan pertama menjadi perdebatan apakah asumsi dan metode dari ilmu alam cocok diterapkan dalam ilmu sosial, secara spasial masalah mengenai arti dan hubungan yang tepat antara gagasan objektif dan subjektif yang ditanamkan dalam perbedaan arti dari dua kata ketidaksepakatan mengenai isu dasar dari realitas alami ilmu sosial, sifat alami manusia dan pondasi pengetahuan dalam dunia sosial. Pertanyaan kedua berfokus pada  akhir minat bahwa teori pengetahuan dapat memberikan pelayanan yang mungkin lebih memecah belah dibanding pertanyaan pertama, masalahnya adalah tidak hanya pada satu putusan sadar yang mengakhiri dan minat pengetahuan seharusnya memberikan pelayanan setelah di validasi dan disertifikasi, setelah secara nyata mapan.


Asumsi dasar dari Teori interpretasi dan Kritik

Baik Teori interpretif dan kritik datang dari akar sejarah yang panjang. Teori Interpretif dengan beberapa pengecualian menempatkan bagiannya secara natural dalam ilmu sosial untuk menegaskan baik kemungkinan dan keinginan dari nilai ilmu sosial. Richard Bernstein menekankan mengenai teori kritis memiliki ketertarikan fundamental yang mengembangkan keberadaan manusia meramalkan tipe kesadaran dan pemahaman keberadaan kondisi sosial dan politik.


Objektif Versus Subjektif dalam Ilmu Sosial

 

Asumsi dalam menganalisis Ilmu sosial secara alami kedalam 4 dimensi


Pendekatan Subjektif dalam Ilmu Sosial

Dimensi

Pendekatan Objektif dalam Ilmu Sosial

Nominalism

Ontologi

Realism

Anti-Positivism

Epistemologi

Positivism

Voluntourism

Human Nature

Determinism

Ideographic

Metodologi

Nomothetic


Ontologi menekankan bagaimana suatu fenomena dapat diinvestigasi, dalam ontologis dimensi objektif yaitu Realisme yang bersandarkan bahwa dunia sosial lingkungan berada di eksternal atau sosial struktural yang membentuk kognitif individu, dunia yang nyata yang mempengaruhi individu. Berkebalikan dari hal tersebut dalam pandangan subjektif atau yang disebut nominalis, menolak ide bahwa struktur sosial bebas dari kesadaran manusia, makna sebenarnya struktur sosial merupakan produk dari kognitif sadar manusia dengan kata lain institusi, aturan yang berasal dari masyarakat lah yang merupakan pelabelan dari kesadaran manusia itu sendiri.

Epistemologi merupakan asumsi yang memperhatikan apa yang tepat dianggap sebagai pengetahuan atau fakta, bagaimana pengetahuan dikomunikasikan dan dipahami dalam kehidupan sehari-hari dalam pembahasan ilmiah. Epistemologi dari dimensi objektif adalah Positivisme yakni observasi, hipotesis, diuji dengan instrumen penguji dan hasilnya digeneralisir untuk memperoleh penjelasan dan prediksi mengenai kehidupan sosial. sedangkan antipositivisme dilain pihak kurang memperhatikan dengan penemuan yang melatarbelakangi aturan-aturan dan hubungan casual tapi lebih melihat pemahaman yang kaya dan nuansa dari subjek mereka, dalam memperoleh ide dengan pengamatan yang terpisah, anti positivistik mencari dengan memahami pengalaman dari subjek yang mereka pelajari. Burrel dan Morgan menjelaskan bahwa pemahaman yang esensial hanya bisa dipahami oleh subjek yang secara langsung terlibat dalam aktivitas yang dipelajari.

Hubungan manusia dengan lingkungannya, tindakan seseorang dapat dijelaskan dari kondisi atau paksaan dari lingkungan. Determinism dalam sudut pandang objektif adalah apa terjadi pada manusia dikarenakan lingkungannya, manusia sebagai sebuah objek, dalam pandangan ini untuk merubah manusia maka ubahlah lingkungannya. Sedangkan pandangan subjektif atau voluntarist melihat bahwa subjek atau manusia yang memengaruhi lingkungan dengan autonomous nya, voluntaris tidak menganggap bahwa tindakan autonomous selalu secara sadar rasional. Manusia memiliki kebebasan bertindak atau manusia sebagai kreator, jadi apabila ingin merubah manusia maka ubahlah manusianya bukan lingkungannya.

Asumsi Metodologis bagaimana cara seorang peneliti memperoleh pengetahuan tentang suatu fenomena. dalam pandangan objektif metodologisnya disebut Nomothetic yang menggunakan pandangan ontologi, epistemologi dan human nature yang objektif, digunakan alat ukur untuk mengukur fenomena, dengan membuat karakteristik dari fenomena tersebut. sedangkan metodologi dari pendekatan subjektif disebut Ideographic yaitu Melihat fenomena sebagai suatu subjektif, bagaimana subjek memandang fenomena tersebut tersebut.


Teori Interpretatif

Konteks Sejarah

Pengaruh teori interperifisme di eropa di inspairasi oleh Immanuel Kant (1724-1804), setelah Kant menulis tradisi positivisme dalam ilmu sosial, Kant secara kontras menyebutkan keterbatasan realitas terletak di dalam spirit atau ide dibanding di dalam rasa persepsi. Pikiran utama dari kant merupakan sumber landasan utama dari ketidaksepahaman antara objektif dan subjektif dalam ilmu sosial dengan implikasi bahwa kesadaran manusia lebih dari sekedar kelihatan dari pembuktian diri dalam dunia nyata, Burrel dan morgan kant memposisikan apriori pengetahuan didahului oleh pegangan atau pemahaman dari sense pengalaman empiris,  apriori pengetahuan dilihat secara bebas dari kenyataan eksternal hal ini dilihat sebagai produk dari pikiran dan proses interpretatif berjalan dengan itu. Sementara dunia dimana kita tinggal adalah produk dari hubungan yang kompleks antara apriori pengetahuan dan realitas empiris, bagi Kant titik mula untuk memahami terletak dalam dunia pikiran dan intuisi.

Immanuel Kant dan Edmund Husserl (1859-1938) dan max weber sebagai figur utama yang mempengaruhi teori interpretatif. Husserl menulis dengan jelas kebalikan dari semangat positivistic yang mendominasi filosof barat dan ilmu sosial. Max weber di lain pihak, mengambil jalan tengah yang berusaha menjembatani jurang pemisah antara idealisme kantian dan positivis ilmu sosial. Dengan catatan sebelumnya weber menolak positivistik tetapi lebih untuk alasan kenaifan objek yang diperoleh dari data dibanding dikomunikasikan langsung ke objek, nilai kebebasan dalam ilmu sosial, weber juga setuju dengan pandangan husserl bahwa objek membutuhkan bagian dan diturunkan dari subjek secara melekat berdasarkan pengalamannya, bagi weber sosiologi adalah ide subjektif yang melekat dalam setiap orang, gambaran arti yang melatarbelakangi tindakan seseorang, secara contrast filosofi husserl juga memperhatikan struktur bawaan kesadaran manusia.


0 comments:

Posting Komentar