Kamis, 27 Oktober 2022

Epistemology A Contemporary introduction to the theory of knowledge Third Edition 2011 Robert Audi

 


Epistemology

A Contemporary introduction to the theory of knowledge

Third Edition 2011


Robert Audi



Pendahuluan


“Terkadang kita menikmati alam dengan keindahan, input tersebut masuk ke dalam pikiran lewat mata, telinga, udara yang menyebarkan keharuman bunga dan sentuhan angin pada kulit, lalu kita mempersepsikan sesuatu tentang alam”.


Perception, belief and justification

kita selalu menerima dan menerjemahkan input tersebut dengan pikiran kita, seperti keindahan yang kita lihat diproses oleh otak dan diterjemahkan berdasarkan pikiran dan pengalaman, kita berada diatas gunung mungkin terasa indah tapi bagaimana kalau sebelumnya kita pernah trauma tentang berada di atas gunung karena saudara kita atau orang terdekat kita pernah mati di atas gunung, maka keindahan tersebut menjadi sirna.


I perceive what i saw, smelled, felt and taste and I feel natural around me and I believe it

and I justifiedly believed it. Justified belief dalam hasrat dan alasan memegang penilaian sebagai proses, status dan property. 

Justified adalah penilaian, kita menilai akan berbeda hasilnya dengan persepsi, walau kita melihat realita jelas tetapi justified kita bisa bermacam-macam, misal seorang yang Alim adalah orang baik, kita tahu dari cara dan perilakunya yang kita amati melalui panca indera tetapi ketika masuk dalam proses justified maka kadang kita mengindahkan yang tampak melalui panca indera tersebut dengan pikiran baik itu memory, introspection maupun apriori. Kita menjustify hanya dengan melihat tanda-tanda panca indra kita,misal ada orang  yang basah, dan kita melihat hujan, lalu kita menjustified orang ini basah kena hujan padahal kita belum melihat dia kehujanan.

Ada dua justifikasi yang pertama justifikasi percaya sesuatu dan yang kedua menjustifikasi untuk percaya sesuatu. Kadang kita menjustify sesuatu yang kita yakin mustahil misal normalnya orang tidak mungkin bisa terbang tanpa alat, jadi tidak mungkin ada yang bisa terbang tanpa alat. tapi jangan heran ketika para pesulap melakukan itu. Dua kategori justify adalah sebagai berikut:

  1. believe justification atau beliefs kata berasa dari doxa (greeks) artinya belief

  2. being justified in believing, or situasional justification, base on information situation yang kita percaya, seperti percaya bahwa orang yang kita lihat basah adalah kehujanan dengan melihat tanda-tanda gerimis, dan hujan deras di sekitar walau kita belum lihat orangnya.


Otak kita sudah penuh informasi untuk meng justified, karena penuh tersebut justified kita berbeda-beda dengan orang lain, isi otak bisa masuk dari budaya, pengalaman, pengetahuan dan sebagainya semua tersimpan dalam memori baik sadar maupun tak sadar.


Knowledge and Justification

Ilmu tidak akan mungkin anda tanpa belief justification, ketika memakai kacamata hitam, yang saya lihat adalah rumput hijau dan kuning hanya akan tampak gelap  dan saya menyebut sesuai dengan believe berdasarkan perception. Padahal yang saya lihat karena ada bias dari kaca mata saya. maka justified belief is important for knowledge , paling tidak walau bias kita masih bisa memahami bentuknya, makanya sering kali setiap individu memiliki justified belief yang berbeda-beda karena mereka menggunakan kaca mata yang berbeda-beda atau panca indera yang tidak sama, mungkin kita melihat sebuah lampu berwarna merah, kuning, hijau tetapi yang buta warna melihat nya sama saja, dalam sosial bias itu sering terjadi karena kacamata sosial terbentuk sendiri dari lingkungan sosial walau secara fisik kita tidak merasa memakainya.

Justified didukung dengan tanda-tanda yang kita percaya. misal ketika melihat di ban mobil menempel rumput maka kita bisa mempercayai bahwa mobil kita melewati rumput.


Memory, Introspection and self-consciousness

saya mengingat telah menandai pohon anggur merah ini semalam (malam kan gelap), lalu saya melihat tidak ada tanda pada pohon anggur merah tetapi adanya pada pohon anggur hijau, saya baru sadar semalam saya menandainya karena hari gelap sekarang hari sudah pagi dan ternyata saya yang salah menandainya, pasti kita sering ngotot kita telah melakukan sesuatu tetapi yang kita lakukan juga kadang salah, kita yakin sudah melakukannya tapi yang kita lakukan tidak tepat karena berbagai faktor seperti kita salah menandai mana pohon anggur merah dan anggur hijau karena suasana gelap dan mungkin efek pencahayaan yang membuat anggur hijau terlihat merah dan kita yang salah.

Mencoba mengingat yang pernah dilakukan dan menjustify saya sudah lakukan tapi kemudian datang ragu, sering sekali pada posisi seperti itu, memori kita menjadi kurang jelas, menjadi tidak yakin karena ingatan semakin berkurang, kita yakin ketika kita believe dan ingatan kita kuat dan berasosiasi dengan pengalaman. Kemudian berusaha mengingat apakah saya sudah melakukanya atau belum, saya bayangkan masa lalu , dan akhirnya saya tersadar kemudian intropeksi.


Reason and rational reflection

saya mengingat kembali dengan melihat kondisi sekitar, apakah saya mengingatnya?


Testimony

cuaca sangat kering dan tidak ada hujan, bagaimana dengan tanaman mawar merah, pasti akan layu karena kurang air, saya mengingat cara merawatnya dan pengalaman masa lalu bahwa tanaman tersebut pernah layu, saya bisa mengingat dari pengalaman tapi ketika saya tidak pengalaman pada saya, maka saya ambil dari pengalaman orang lain yang pernah berbicara ke saya, tiba-tiba terlintas atau yang pernah saya dengar atau lihat di youtube, majalah atau koran atau teman. Untuk meyakinkannyanya maka saya cari dan ingat lagi informasi tersebut atau mengulang kembali baik dari memory atau mencari lagi di youtube atau media massa.

saya masih menjustified bahwa mawar tidak akan berbunga tanpa cukup air, sudut pandang yang wajar, saya menjustifikasi kepercayaan dan mengetahui tentang mawar, i can generalizing from observation, testimoni ataupun keduanya, pengalaman dan testimoni(informasi diluar pengalaman, bisa teman, tv, media dsb)



Basic Source of belief, justification and knowledge

ada 4 hal utama dalam epistemologi:

  1. Perceptual, cara pandang apa yang kau lihat dengan panca indra kita secara langsung mengenai segala sesuatu disekitar anda, misal : saya melihat sebuah gelas, saya raba dengan tangan , saya cium, saya jilat dan saya dengar bunyi nya itu adalah perseptual.

  2. Memorial, memori perceptual dan informasi lainnya saya simpan di dalam otak karakter gelas tersebut, gambaran yang telah saya rasakan melalui panca indera dan sudah terekam ke dalam otak

  3. Introspective, membayangkan dengan cara pandang saya yang telah terbentuk dengan membayangkan/ self directed

  4. a priori, dugaan saya baik dari testimoni informasi yang pernah saya dengan atau lihat dan juga dari pengalaman saya.


kepercayaan saya bahwa mawar tidak akan berbunga tanpa kecukupan air tidak muncul secara langsung dari 4 basic epistemologi (perception, memory, introspection dan a priori intuition/reason in one sense of term). Testimony part of a priori (information di luar pengalaman) hanya akan kita pertimbangkan jika kita percaya hal tersebut , kita percaya dari sumber yang kita percaya saja.


Three kind of ground of belief

grounding believe of source, jadi yang melatarbelakangi percaya itu:

1. persepsi

2. memory

3. introspection

4. apriori


ada 3 hal penting dalam dasar kepercayaan:

  1. Casual, adalah mengapa anda percaya? manipulasi otak, sugesti masuk , casual ground of the belief would not justify. I am told that someone dislikes me and as a result I believe  this, the belief is not thereby justified.

  2. Justification, apa yang menjadi dasar justifikasi anda untuk percaya hal tersebut?justifikasi bisa datang karena saya melihat (perception panca indera), dan apriori(pengalaman dan non pengalaman yang saya percaya)

  3. Epistemic grounding, how do you know that, apa dasar pijakannya sampai kau percaya hal tersebut'


Clearly, the same sorts of points can be made for the other five cases I have described: memorial beliefs are grounded in memory, self-directed (“introspective”) beliefs in consciousness, inductively based beliefs in further, premise-beliefs that rest on experience, a priori beliefs in reason, and testimony-based beliefs in testimony.


Kesalahan dan Keraguan

bahkan ground believe saja salah, karena kita bisa ditipu oleh our sense. panca indera kita bisa ditipu, memori kita bisa ditipu,  dan alasan / apriori kita juga bisa ditipu. Tadinya saya melihat dan percaya green grass, tapi ternyata itu adalah artificial grass, semua persepsi tertipu tanpa pengamatan mendalam, semua yang ada di dunia bisa saja menipu kita tanpa penelitian lebih dalam lagi.  They indicate how insecure and disordered human life would be if we could not suppose that we possess justified beliefs and knowledge.

Once we proceed on this commonsense assumption, it is easy to see that there are many different kinds of circumstances in which beliefs arise in such a way that they are apparently both justified and constitute knowledge. In considering this variety of circumstances yielding justification and knowledge, we can explore how beliefs are related to perception, memory, consciousness, reason, and testimony.


Part One

Source of Justification, knowledge and truth


“Perception, Sensing, believing and knowing”


“The elements and basic kinds of perception: Perceptual belief (Perception, conception, and belief) & Propositional and objectual perception”


Seeing and believing, Perceptually embedded beliefs, Perception as a source of potential beliefs


The perceptual hierarchy, Simple, objectual, and propositional perception

The informational character of perception


Perceptual justification and perceptual knowledge

  • Seeing and seeing as Perceptual content

  • Seeing as and perceptual grounds of justification

  • Seeing as a ground of perceptual knowledge


saya melihat rumput hijau, maka saya percaya benar bahwa warna rumput hijau.  the  self-referential belief that I see one, are grounded, causally, justificationally and epistemically, in my perceptual experience. They are produced by that experience, justified by it, and constitute knowledge in virtue of it.

Perceptual believe (the kind of thing that can be seen, touched, heard, smelled, or tasted) adn testimony (i know out of experience from my believe source)


Elemen dasar dari perception

  1. Perceiver (orang yang mempersepsikan)

  2. Objeknya 

  3. Sensor nya (panca indera) based on experience

  4. Hubungan objek dan subjek, a causal relation by which the object produces the sensory experience in the perceiver.

Ex:

rumput di jepang pendek, orang jepang mempersepsikan rumput pendek, di jawa rumput panjang dan orang jawa mempersepsikan rumput panjang. all visual perception, come to memory. 

Input sensor is paralel artinya kita menggunakan semua panca indera dan jangan heran jika itu bertentangan dengan memori kita, misa kita melihat bangkai pasti kita sudah menutup hidung sebelum mendekat dalam persepsi kita bangkai pasti bau, sekarang kita tutup mata kita lalu kita dekati benda yang kita asumsikan bangkai kalau kita lihat tapi ini tidak kita lihat dan kita mencium bau harum, ternyata bangkai atau kelihatan seperti bangkai itu wangi sekali bau nya, jadi sensor kita bisa kontradiktif, atau sebaliknya kita lihat bunga pasti kita mendekat karena bunga pasti harum, cb tutup mata kita kita mendekat ternyata sangat bau dan itu adalah bunga bangkai. bisa jadi apa yang kita lihat tidak sama dengan apa yang kita dengar, apa yang kita dengar tidak sama dengan apa yang kita rasa, ini adalah sensor dan kadang kita hanya fokus pada satu sensor dan menjustifikasinya.

The first case is one of simple perception, perception taken by itself (here, visual perception). I see the field, and this experience is the visual parallel of hearing a bird (an auditory experience), touching a glass (a tactual experience), smelling roses (an olfactory experience), and tasting mint (a gustatory  experience)


perception:

  1. persepsi dari panca indra

  2. relation to knowledge

  3. justified beliefe

jadi dasar pemikiran persepsi adalah ketiga hal diatas



Perceptual beliefs

“The last two cases—perceiving that, and perceiving to be—are different”


1. perceiving of / that implying corresponding kinds of beliefs: seeing that the field is rectangular implies believing that it is, and seeing it

2. The second kind of belief might be called objectual: it is a belief regarding an object, say the field, with which the belief is actually connected


Perception, conception, and belief

how belief depends on our conceptual resources in a way that perception does not.

Seumpama saya besar di daerah gurun dan tidak pernah tahu tentang padang rumput,hingga saya tidak bisa mengkonsepkan rumput itu seperti apa? dan akhirnya saya melihat rumput hijau, dan saya masih berpikir bahwa pasir ditutup dengan sesuatu yang hijau dari pandangan saya, lalu saya rasakan ternyata beda tanahnya dan tidak ada pasir di bawahnya.


There is a connection here between thought and language (or at least conceptualization).

Perception-conception and belief

Propositional and objectual perception


I see that the field is rectangular. This is (visual) propositional perception: perceiving that. I also see it to be rectangular. This is (visual) objectual perception: perceiving to be. The same distinction apparently applies to hearing and touch. contoh saya mendengar bahwa suara piano datang dari dalam meja piano, sementara pemain piano bilang suara datang dari saya menekan touch piano. yang melakukan dan yang melihat berbeda, kita melihat selalu dari sudut pandang kita.


My belief that the field is rectangular is embedded in my seeing  that it is, and Susie’s believing the tachistoscope to be making noise is embedded in her hearing it to be doing so. In each case, the belief is an element  in perception of the corresponding kind. These kinds of perception might therefore be called cognitive, since belief is a cognitive attitude: roughly the kind having a proposition (something true or false) as its object. The object of the belief that the field is rectangular is the specific proposition that the field is rectangular, which is true or false.


say a British 

Airways plane to be a Boeing 777, then this same belief can be ascribed to me using any correct description of that plane, say, as the most traveled plane in the British Airways fleet: to say I believe BA’s most traveled plane to be a 777 is to ascribe the same belief to me. This holds even if I do not believe it meets that description—and it can hold even when I cannot understand the description, as a child who believes a tachistoscope to be making noise cannot understand ‘tachistoscope’. By contrast, if I have a propositional belief, say that the United Airlines plane on the runway is the most traveled in its fleet, this ascription cannot be truly made using just any correct description of that plane, say the plane on which a baby was delivered on Christmas Day, 2001. I may have no inkling of that fact—or may mistakenly think it holds for a BA plane. A rough way to put part of the point here is to say that propositional beliefs about things are about them under a description or name, and objectual 

beliefs about things are not (even if the believer could describe them in terms of a property they are believed to have, such as being noisy). It is in part because we need not conceptualize things—as by thinking of them under a description—in order to have objectual beliefs about them that those beliefs are apparently more basic than propositional ones.


0 comments:

Posting Komentar