Minggu, 23 Oktober 2022

Organisasi dan Teori Organisasi (Ade Heryana, 2020)

Resume Book

Organisasi dan Teori Organisasi

Ade Heryana (2020)


Sebuah organisasi yang baik memiliki empat karakteristik yakni Appropriate (tepat situasi dan kondisi), adequate (cukup sumber daya), effective (tepat sasaran/tujuan) dan efficient (optimal dengan sumber dan kemampuan yang ada) sementara organisasi yang kurang baik adalah yang tidak mampu menghadapi perubahan dan pertentangan anggota didalam organisasi tersebut

beberapa pendapat mengenai pengertian organisasi adalah sebagai berikut:

  1. Organisasi sebagai Sistem, yaitu hubungan antar manusia yang saling membentuk jaringan dan pola saling terhubung satu sama lain, mengisi kekurangan dan memaksimalkan kelebihan dalam mencapai tujuan.

  2. Organisasi sebagai kerangka kerja adalah organisasi sebagai wadah, lembaga, institusi, kelompok yang telah memiliki fungsi dan tugas dalam setiap bagiannya sebagaimana yang sudah disiapkan guna mencapai tujuannya.

  3. Organisasi sebagai strategi komplek adalah langkah-langkah yang ditempuh individu anggotanya untuk mencapai tujuan organisasi.



Macan Analisis Teori Organisasi

Scott dan Legaard (2010) membagi teori organisasi dalam 3 level analisis yaitu:

  1. Level Sosio-Psikologis, level ini menganalisis organisasi dari unsur manusia/individu. bagaimana perilaku-perilaku manusia dalam organisasi terbentuk dan berkembang, perjalan pola perilaku manusia/individu organisasi.

  2. Level struktural, menganalisis organisasi dari bentuk dan tatanan organisasinya, bagaimana struktur dan bentuk tersebut sejalan dengan perubahan lingkungan, kecepatan tanggap, tidak terjadi tumpang tinding, kecepatan sangat ditentukan dari bentuk strukturnya. Organisasi yang gendut akan sulit untuk bergerak dan mengejar sasaran tetapi akan dapat bertahan dalam situasi tertentu. bagaimana pembagian departementalisasi dan bidang yang paling tepat.

  3. Level Makro, analisis organisasi yang berfokus pada organisasi dalam hubungannya dengan organisasi lain dan lingkungannya


Sementara Leegard (2010) menganalisa Organisasi dari Perspektif:

1. Kinerja, bagaimana proses Tujuan organisasi dapat tercapai dengan segala sumber daya termasuk unsur manusia, struktur dan lingkungan

2. Motivasi karyawan, bagaimana organisasi dimanipulasi sehingga motivasi unsur manusia menjadi pendorong kekuatan organisasi.

3. Adaptasi lingkungan, bagaimana organisasi terus berinovasi dan beradaptasi dengan perubahan disekitarnya


sementara Stephen P. Robbins (1995) mengklasifikasikan organisasi kedalam empat tipe yaitu:

  1. Tipe 1 , adalah kelompok aliran klasik, organisasi tertutup, model universal seperti scientific management (Frederick W Taylor), prinsip Organisasi (Henry Fayol), teori birokrasi (Max Weber) dan Teori Perencanaan rasional (Ralph Davis) . tipe ini berfokus pada organisasi tertutup dimana pengaruh luar dan perkembangan individu tidak dipikirkan secara matang tetapi berfokus pada spesialisasi dan diferensiasi serta kejelasan masing-masing kerja untuk mencapai tingkat efektifitas dan efisien.

  2. Tipe 2, model ini melibatkan relasi atau hubungan sosial karena unsur-unsur manusia berbeda dengan mesin, manusia berpikir rasional, emosional bahak rasional sehingga tidak dapat dihindarkan pola manusia ini karena dapat mempengaruhi produktivitas.

  3. Tipe 3, Model Kontijensi adalah melihat organisasi sebagai sistem yang terbuka, hubungan internal dan eksternal akan saling mempengaruhi organisasi. prinsip sebagaimana situasi dan kondisi sangat penting dan menolak pandangan sistem tertutup dalam organisasi klasik. contoh perubahan saat ini yang perlu diperhatikan adalah massive nya perkembangan teknologi dan bagaimana perusahaan tanpa aset seperti marketplace (tokopedia, shoopee, dsb) memiliki nilai pasar yang tinggi yang berbeda dengan teori-teori konvensional, dalam tipe kontijensi juga struktur dan bentuk organisasi yang dapat menyesuaikan lingkungan akan mampu beradaptasi dan memenangkan persaingan.

  4. Tipe 4, memusatkan pada politisi organisasi. unsur kepentingan dan politik membuat suatu organisasi seperti dalam sebuah permainan yang melibatkan beberapa unsur untuk mencapai tujuannya dengan pengorbanan yang seefisien mungkin untuk memperoleh hasil yang maksimal.


Manajemen Scientific Taylor menekankan bagaimana suatu pekerjaan di analisis dan ditemukan cara-cara terbaik untuk dapat membuat pekerjaan bekerja efektif dan efisien dalam meningkatkan proses produksi. Management scientific ini menekan proses dari bawah atau bottom-up, sedangkan dalam administrative theory yang dikembangkan Henry Fayol, pekerjaan didasarkan pada prinsip administratif dimana koordinasi dan spesialisasi saling mengisi dan melengkapi. pekerjaan dikondisikan dari atas dengan spesialisasi masing-masing bagian, dalam proses administrative theory menunjukan spesialisasi departementasi semakin bervariasi sehingga koordinasi menjadi hal yang penting untuk mencapai optimalisasi.

Dalam Teori Administratif, Henry Fayol mengembangkan Prinsip-prinsip yang harus dimiliki dalam organisasi yaitu:

  1. Perumusan Tujuan yang jelas dan semua anggota organisasi harus mengetahui dan diingatkan secara terus menerus.

  2. Pembagian kerja yang jelas, struktur yang jelas, fungsi dan posisi masing-masing bagian.

  3. Terus menerus dan Fleksibilitas, kelangsungan Organisasi harus dijaga dalam jangka panjang dan selalu fleksibel terhadap perubahan.

  4. Kejelasan wewenang dan tanggung jawab, kekuasaan pada tiap level jelas.

  5. Kesatuan arah dan maksimalisasi pencapaian sasaran dengan cara yang paling optimal.

  6. Kejelasan komando, setiap bidang sudah memiliki alur hierarkis yang bertanggung jawab pada bidang-bidangnya.

  7. Pengawasan dan span of control setiap bidang atau seksi memiliki struktur pengawasan dan tanggung jawab yang jelas, dan setiap pemimpin masing-masing memiliki tanggung jawabnya ke atasannya lagi secara hierarkis. keputusan yang dipusatkan di tingkat atas adalah sentralisasi sedangkan pengambilan keputusan yang telah didelegasikan sampai ke bawah adalah desentralisasi.

  8. Status hierarkis bekerja antara atasan dan bawahan, serta peranan seseorang.

  9. Koordinasi.

secara umum teori organisasi klasik berpegang pada prinsip:

  1. menganggap kondisi lingkungan stabil dan berada pada sistem tertutup, perubahan-perubahan tidak menjadi masalah utama.

  2. organisasi karena alasan ekonomis, efisiensi dan efektivitas untuk mencapai produktivitas.

  3. Spesialisasi kerja untuk mencapai tingkat optimalisasi input dan output.

  4. Cara-cara ilmiah diterapkan untuk mencari proses terbaik.

  5. Organisasi dan manusia bertindak pada prinsip rasional dan ekonomis


Teori Birokrasi Weber

Organisasi yang terdiri atas para spesialisasi dengan tingkat kemampuan dan profesional yang tinggi, yang bekerja dengan sistem scientific maupun administratif. dan memiliki peran yang legal dalam masyarakat . Scott (2010) menerangkan ciri-ciri  birokrasi antara lain:

  1. Pembagian kerja jelas antara anggota organisasi

  2. hierarki secara administratif jelas

  3. sistem berorientasi pada peran

  4. kinerja terukur

  5. pemisahan antara pemilik/politik dan pegawai

  6. kemampuan teknis dan profesionalitas


empat pandangan organisasi Weber adalah:

  1. Division of labor, spesialisasi pekerjaan didukung dengan kemampuan.

  2. Top-Down Pyramid, level berjenjang dan kualifikasi yang ditangani sesuai level.

  3. Delegation of authority, wewenang didesentralisasikan ke bawah.

  4. Span of control, tingkat dan jumlah anggota per bagian disesuaikan dengan beban.





Teori Perilaku Administratif (Herbet Simon)


Herbert simon menerangkan bahwa unsur manusia sangat tergantung pada maksud dan tujuan masing-masing sehingga tujuan organisasi yang tidak sejalan dengan tujuan manusia didalamnya akan menyebabkan demotivasi unsur manusia dalam organisasi. Setiap individu tidak akan melakukan tindakan secara rasional secara penuh tetapi terbatas. Herbert simon menyebutnya sebagai administrative man (Homo organisasi), perilaku individu sangat tergantung dengan kemampuan masing-masing individu, rasionalitas diukur dari pengetahuan dan sosio historis masing-masing individu. Simon menerangkan konsep pengambilan keputusan individu memiliki karakteristik sebagai berikut:

  1. Individu selalu memiliki model sederhana dalam proses pengambilan keputusan (pemahaman situasional) bukan pemahaman dan pengetahuan jangka panjang dan pengamatan yang benar-benar investigatif karena keterbatasan informasi serta pengalaman individu.

  2. Proses psikologis dan sosiologis terlibat aktif dalam pengambilan keputusan

  3. Keputusan difokuskan pada pilihan yang memuaskan



Pendekatan Motivasi dalam organisasi dapat dianalisis dari dua sumber motivasi, yaitu:

  1. Motivasi internal yaitu motivasi yang timbul dari dalam dan memiliki kecocokan, kesenangan dan kepuasan dalam melakukan pekerjaan, contoh inner motivasi adalah harapan, kecocokan dengan pasien, memiliki kemampuan, kinerja, kebutuhan, keyakinan dan kesenangan)

  2. Motivasi Eksternal yaitu motivasi karena adanya dorongan dari luar seperti tuntutan, gaji, jaminan kerja, asuransi kesehatan, fasilitas tunjangan, reward dan punishment, usia, tanggungjawab keluarga)


Expectancy Theory

Dikembangkan oleh Victor Vroom tahun 1964 dalam bukunya "work and Motivation"

Motivasi yang didorong berdasarkan faktor-faktor harapan yang disederhanakan dengan rumusan matematis Motivasi (E) = E + I + V 

  • E (Expectancy) yaitu harapan individu yang muncul dari kondisinya saat ini untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik, harapan ini merupakan bentuk keyakinan individu berdasarkan informasi yang dimilikinya misal seseorang bekerja sebagai ASN akan memperoleh harapan kemudahan dan keterjaminan di masa tuanya, harapan dapat menjadi dorongan karena kondisi saat ini belum ideal dengan kondisi yang dicita-citakan sehingga muncul keinginan untuk mencapai kondisi tersebut semakin besar tekanannya maka harapan untuk mencapai kondisi tersebut akan semakin besar.

  • I (Instrumentality) adalah sebuah hasil yang diperoleh secara langsung dari upaya seperti gaji, bonus, promosi, insentif, pujian maupun impact positif yang mampu mendorong bukan menjatuhkan, apabila instrumental ini negatif maka akan mengurangi teori Expectancy tersebut.

  • V (Valensi) adalah nilai-nilai atau persepsi individu mengenai pekerjaan. apabila nilai nya negatif terhadap suatu pekerjaan maka akan mengurangi motivasinya, nilai merupakan seperangkat keyakinan dan kepercayaan individu terhadap apa yang diyakini secara keseluruhan.

Teori ini bersifat akumulatif tetapi besaran angkanya tidak dapat dinilai secara merata, sulit untuk mengukur E, I dan V pada setiap orang sehingga hasilnya akan berbeda-beda


Self Efficacy Theory

adalah pola perilaku otak yang merupakan cabang dari Social Cognitive Theory yang di kembangkan oleh Bandura. Self Efficacy merupakan perilaku yang muncul dari perubahan faktor biologis seperti masa remaja ke dewasa. sehingga faktor umur, jenis kelamin, persepsi dan pengalaman akan mempengaruhi motivasi seseorang. Dorongan yang muncul dari self efficacy juga tergantung dari berat masalah, hambatan dan pengalaman, semakin mudah seseorang melihat masalah  dan apabila setiap hambatan masih berada dalam cakupan kemampuannya maka motivasi dan dorongan untuk berperilaku akan muncul. Semakin tinggi tantangan maka akan semakin lemah motivasi karena kemampuan masih jauh dibawah tantangan yang akan dihadapi. Apabila dirumuskan dalam rumusan matematika maka motivasi = (K-T)+L

  • K adalah Kemampuan seseorang termasuk pengetahuan, keterampilan, mental, pengalaman dan sebagainya.

  • T adalah Tantangan yaitu derajat tingkat kesulitan suatu pekerjaan.

  • L adalah Lingkungan yaitu kondisi yang mendorong sikap positif atau situasi situasional yang mempengaruhi perilaku.


The Pygmalion dan Golem Effect adalah teori harapan orang yang dibebankan kepada kita. apabila ada orang yang memiliki harapan ke seseorang maka individu tersebut akan terdorong memenuhi harapan orang tersebut dengan meningkatkan performanya (Pygmalion) begitu juga sebaliknya apabila orang lain menaruh harapan yang sedikit pada kita maka individu akan menurunkan performanya (Golem) dengan kata lain Harapan yang dibebankan kepada kita berbanding lurus dengan dorongan untuk memenuhi harapan tersebut

Management By Objectives (MBO)

adalah bentuk motivasi yang memfokuskan dan mencurahkan segenap perhatian pada satu titik dan pencapaian diupayakan pada titik tersebut. Pada dasarnya perilaku manusia dilakukan karena banyaknya pilihan yang membingungkan dan keserakahan serta ketamakan untuk memenuhi semua keinginannya. Dengan memfokuskan pada satu titik tujuan maka akan mengurangi kebingungan pada pilihan-pilihan yang selalu dihadapi, individu akan fokus serta mengupayakan semua energi pada satu tujuan dan memberikan ketekunan serta kejelasan bertindak dan mampu memfokuskan pada suatu keterampilan sehingga memiliki daya unggul pada bidang tersebut. 


Mashlow's Need Theory

Merupakan model tingkatan kebutuhan individu yang tersusun atas lima jenis kebutuhan dari dasar sampai atas yaitu:

  1. Tingkat paling dasar adalah kebutuhan Physiological needs atau kebutuhan fisik yaitu kebutuhan yang sifatnya sangat mendasar seperti air, makan, pakaian dan rumah. semua motivasi pada manusia akan tercurah pada kebutuhan dasar ini tersebut dan tidak termotivasi untuk memenuhi kebutuhan lain atau kebutuhan diatasnya sebelum kebutuhan dasarnya terpenuhi.

  2. Tingkat kedua setelah tingkat dasar, ketika manusia sudah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya maka manusia akan memenuhi kebutuhan safety need yaitu kebutuhan rasa aman.

  3. Setelah rasa aman dan kebutuhan dasar terpenuhi maka manusia akan memulai mencari kebutuhan social need yakni hubungan dengan seseorang yang bersifat emosional baik itu persahabatan dan maupun asmara.

  4. Setelah terpenuhi hubungan relasi dan hubungan lain-lainya maka manusia baru akan memenuhi kebutuhan Esteem need atau harga diri yakni perasaan ingin dihargai, mencari respek dengan menunjukkan kemampuan dan kapasitasnya.

  5. Setelah terpenuhi kebutuhan dihargai dengan segudang prestasi maupun penghargaan manusia akan memenuhi kebutuhan tertinggi yaitu self-actualizations atau aktualisasi diri, dimana potensi internal dikeluarkan untuk mengapresiasi potensinya sendiri


Alderfer's Need Theory

Menjelaskan motivasi manusia terdiri atas tiga komponen yaitu:

  1. Growth, manusia selalu terdorong untuk berkembang, meningkat, tamak merasa terus kurang sehingga menimbulkan motivasi untuk terus berkembang menjadi lebih baik dari hari sebelumnya.

  2. Relatedness Need adalah kebutuhan hubungan dengan orang lain atau kebutuhan sosial, manusia adalah makhluk sosial. manusia membutuhkan interaksi sesama.

  3. Existence Need atau kebutuhan akan keberadaan yakni menyangkut unsur adanya wujud manusia dengan segala kebutuhan fisiknya seperti makan, minum dan rasa aman.

Perbedaan dengan teori Maslow adalah pada teori maslow kebutuhan bersifat berjenjang sedangkan dalam motivasi Alderfer's Need, motivasi muncul karena keinginan teratas dahulu dan ketika keinginan tidak terpenuhi maka motivasi mundur pada kebutuhan dibawahnya. Setiap manusia ingin mencapai tujuan tertingginya dan disitulah motivasi muncul ketika keinginannya tertinggi tidak dapat harapan untuk terpenuhi maka dengan terpaksa manusia akan memenuhi kebutuhan di bawahnya begitu juga seterusnya sampai pada kebutuhan terdasar.


Mcclelland's Motivational Theory

Teori ini tidak bersifat hierarkis seperti pada Teori Mashlow dan Alderfer tetapi semua faktor berpengaruh secara simultan, terdapat tiga aspek kebutuhan yaitu:

  1. Achievement needs, yakni kebutuhan untuk mendapatkan prestasi yang tinggi, menyukai tantangan untuk memperoleh pengakuan dan penghargaan. 

  2. Power needs yakni kebutuhan untuk memperoleh kuasa, peran, kekuatan dalam organisasi untuk memberikan kontribusi dengan power tersebut tanpa peran tidak ada motivasi atau dorongan untuk bekerja lebih baik.

  3. Affiliation need, kebutuhan sosial berupa interaksi dan persahabatan. manusia adalah makhluk sosial

Dalam teori tersebut setiap individu memiliki besaran kekuatan yang berbeda yang mendorong motivasinya


Herzberg Theory

Motivasi Herzberg yang dibagi kedalam faktor pendukung dan faktor penghambat atau lebih dikenal dengan Herzberg's 2 faktor yakni Hygiene dan Motivation. Faktor Hygiene adalah skala ketidakpuasan seperti merasa tidak puas dari Gaji/pendapatan-jaminan kerja- kondisi kerja-hubungan kerja-pengawasan manajemen-sistem kerja dan aturan baik formal maupun informal dalam bekerja. Semua faktor ketidakpuasan akan mengurangi faktor kepuasan yang terdiri atas kinerja yang baik, kemampuan, tanggung jawab,wewenang, pertumbuhan, pengembangan, dan pengakuan. 

Kelemahan dari teori ini adalah sifatnya yang situasional dan manusia sangat dipengaruhi oleh emosi, misal dalam jangka pendek dan keterbatasan informasi maka manusia tidak dapat memprediksi perubahan yang ada sehingga perencanaan jangka panjang dengan adanya perubahan tidak diperhitungkan, hal ini berakibat  motivasi diukur dengan jangka pendek dan tidak memperhitungkan perubahan yang terjadi.


H. Hackman & Oldham Model

Karakteristik pekerjaan lah yang mempengaruhi motivasi, karakteristik pekerjaan terkait dengan:

  1. Variety in Competence requirement,keterampilan yang dimiliki dalam pekerjaan.

  2. Meaningful work, individu memiliki keterikatan dengan pekerjaan dan rasa tanggung jawab atas pekerjaannya.

  3. Covering Stakeholders need, pekerjaan mempengaruhi kehidupan dan kesejahteraan individu secara positif.

  4. Degrees of Freedom, kebebasan dan otonomi pekerjaan


Beberapa penelitian tentang karakteristik pekerjaan menunjukkan hal-hal sebagai berikut:

  1. Persepsi dan sikap terhadap pekerjaan dipengaruhi oleh informasi sosial.

  2. Karyawan secara aktif membandingkan pekerjaannya dengan pekerjaan orang lain.

  3. Informasi sosial atau persepsi lingkungan dan sikap kerja lebih rendah dibandingkan signifikansi pekerjaan itu sendiri


Reinforcement Theory

Dikembangkan oleh Skinner yang menerangkan bahwa perilaku manusia dikontrol dan dijaga oleh kondisi di sekitarnya (operant conditioning). Pengalaman memegang peranan penting maupun pengetahuan 


Pathfinder Theory

Kejelasan informasi dan langkah-langkah yang detail serta terbukti dan dipercaya untuk sampai tujuan seperti seseorang yang sudah memiliki peta lokasi yang akan dilalui, sehingga seseorang akan bersemangat karena tujuan sudah mampu dilihat dengan jelas


Social / Organizational Theory

Persepsi rasa keadilan yang diperoleh dari organisasi , cara pandang social justice terbagi atas dua yaitu:

  1. Distributive Justice, pandangan bahwa setiap individu akan selalu membandingkan input dan outputnya , apakah total pekerjaan yang saya telah kerjakan sesuai dengan hasil yang saya peroleh. motivasi akan berpengaruh berlandaskan teori keadilan tersebut.

  2. Procedural justice adalah keadilan dari sisi aspek pemberinya, apakah yang telah diberikan kepada karyawan menghasilkan pada hasil yang produktif yang telah dilakukan oleh karyawan, dari sini pemilik akan menentukan timbal balik bonus atas usaha karyawan tersebut sesuai input dan outputnya tapi pada procedural justice menurut keadilan dari versi pemilik perusahaan





(model biologis juga sangat mempengaruhi keputusan bagaimana kebutuhan biologis akan mempengaruhi perilaku, misal : lapar, kurang tidur, capek akan sangat mempengaruhi perilaku manusia) atau perilaku hewan


0 comments:

Posting Komentar