Senin, 24 Oktober 2022

Penulisan Jurnal Ilmiah

 Penulisan Jurnal Ilmiah

Kesalahan terbesar dari penulis dan pembaca adalah menganggap kutipan-kutipan adalah sesuatu yang paling mendasar dalam tulisan ilmiah sehingga fokus penelitian ilmiah pada akhirnya hanya terpaku pada kutipan, kutipan penting karena untuk melihat referensi-referensi kita dalam menulis dan menunjukkan tulisan tersebut memanfaatkan penelitian-penelitian sebelumnya. Tulisan akademik perlu memperhatikan semua aspek seperti pembaca, tujuan, organisasi, gaya, alur dan presentasi.

Inti tulisan akademik adalah memiliki argumen sebagai ruh tulisan. Salah satu tugas penulis adalah membuat pembaca terus membaca (Kane,2000). Langkah-langkah simple tidak perlu sampai menceritakan masa atau event-event besar masa lalu, misal ketika ingin menulis gerakan sosial tidak perlu sampai reformasi 98 juga di bawa-bawa cukup di fokuskan pada topik yang akan dipilih. Seringkali tulisan berputar-putar, rumit, sulit dipahami untuk itu pengorganisasian tulisan yang mudah dimengerti dan mudah dipahami perlu diperhatikan.

penulis yang baik adalah penulisan yang mampu menyampaikan pesan tulisan kepada pembaca. Tulisan harus memiliki Tujuan yang jelas, dan setiap tulisan juga memiliki bentuk dan gaya penulisan masing-masing. jenis tulisan untuk menyampaikan informasi terdiri dari tiga tipe (kane,2000) yaitu:

  1. Tulisan eksposisi yaitu tulisan yang menjelaskan posisi pemikiran penulis, menjelaskan suatu proses, teori, dan isu-isu kontroversial

  2. Tulisan Deskripsi, menggambarkan persepsi visual dalam tulisan

  3. Tulisan narasi berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang saling berhubungan dalam kaitan waktu. menjelaskan kaitan-kaitan peristiwa dengan evidence yang dapat diterima logika.

Dalam tulisan akademik semua bukti, fakta dan opini harus memiliki dasar pembenaran akademis bukan asumsi penulis belaka. bahasa penulisan harus jelas dan lugas jangan berputar-putar. Tulisan akademik berisi argumen yang meyakinkan. Argumen adalah presentasi logis mengenai pendapat, klaim, posisi atau cara pandang tertentu. argumen harus kuat dan kontroversial bisa juga sebuah klaim atau dugaan atau hipotesis dengan penjelasan berdasarkan fakta dan teori. Argumen selain kontroversial juga bersifat persuasif, penulis harus mampu menghubungkan argumen-argumen secara rasional, emosional dengan gaya tertentu meyakinkan pembaca. selain itu argumen juga harus debatable diyakini penulis tetapi diragukan oleh orang lain, dan tugas penulis adalah mencari bukti pendukung yang sistematis yang memperkokoh keyakinannya serta menutupi kekurangan dan mampu menjawab ketidaksetujuan dari pembaca dengan bukti-bukti ilmiah.

Tidak ada cara pandang tunggal terhadap suatu persoalan, karena persoalan dapat dilihat dari berbagai sisi. cara pandang ini harus mampu dijelaskan penulis sehingga setiap masalah dapat dilihat dari cara pandang yang berbeda-beda. Penjelasan dari cara pandang tersebut dilengkapi dengan data, informasi, hasil penelitian sebelumnya agar mampu menjelaskan cara pandang penulis dan memperkuat argumen penulis. Tulisan juga harus terorganisasi dengan baik

Argumen memberikan kejelasan gagasan, susunan logika dan konsistensi data, ketidakjelasan argumen dapat dikategorikan kedalam tiga bentuk:

  1. Tidak jelas gagasan utama, karena berbicara umum dan melebar kemana-mana, gagasan harus spesifik. misal tulisan mengenai penyebab konflik melebar kedamak, efektivitas kebijakan tapi tidak fokus pada penyebab konfliknya?

  2. Logika pengungkapan gagasan tidak straightforward (langsung) selalu berputar-putar agar tulisan menjadi panjang dengan kata-kata yang sophisticated

  3. Ketidak connectedan antar bagian, 

Kriteria argumen menurut Dartmouth adalah sebagai berikut:

  1. Adanya tesis/dugaan/Klaim yang dikemukakan penulis tentang suatu isu/masalah

  2. Adanya pengakuan pandangan lain yang sejalan maupun yang bertentangan dengan tesis/dugaan

  3. Adanya seperangkat premis yang didefinisikan secara jelas tentang argumen

  4. Adanya bukti dan data pendukung yang memberikan jawaban dari premis (argumen-argumen yang disusun) dalam mendukung gagasan

  5. Adanya kesimpulan yang meyakinkan bahwa argumentasi dan gagasan tersebut masuk akal


ada beberapa tingkat kedalam tulisan, antara lain:

  1. Tulisan yang menemukan jawaban atas kesenjangan kondisi ideal(das sollen) dan kenyataan (das sein), misal tulisan mengenai mengapa kinerja program reformasi birokrasi belum maksimal?

  2. Tulisan mengenai Kesenjangan perdebatan akademik, Misal : perdebatan di kalangan akademisi tentang otonomi daerah mengenai hubungan pusat dan daerah

  3. Tulisan mengenai mempertanyakan keabsahan atau kesahihan pendapat atau argumen yang sudah mapan. Misal banyak tesis dan argumen yang didukung teori bahwa seorang dengan pendapatan yang tinggi akan memiliki pengeluaran yang tinggi juga. 


Contoh tulisan negara birokrasi dan politik seperti bureaucratic polity, patrimonial bureaucracy (Crouch, 1979), corporate state (king, 1982) atau Clientalis state, tetap disanggah dengan tulisan mengenai proses pembuatan kebijakan yang mengarah pada pluralism dan menegaskan kuatnya peran institusi non negara atau institusi informal dalam organisasi (Macintyre, 1988). Bentuk karya tulis dapat disusun dengan cara kronologi, deskripsi, sebab akibat, perbandingan dan evaluasi dan bentuk tulisan dapat menjadi summary /ringkasan tulisan, menulis tinjauan kritis (Critical review) ataupun bentuk lain seperti esai atau laporan penelitian.


JENIS TULISAN

Tulisan Kronologi, gagasan berdasarkan urutan waktu , berupa kelengkapan data yang menyusun fakta secara logis. tingkat kesulitan jika ada missing link antara susunan fakta kronologis tersebut

Contoh: Obama yang jiwa dan raganya melanglang buana. Ia lahir di Honolulu, dibesarkan di Jakarta, dan kembali ke Honolulu menghabiskan masa remaja sekaligus menamatkan pendidikan SLTA. Ia kuliah di Columbia University, New York City dan sempat bekerja di bursa saham di Wall Street. Tahun 1985 Obama menjadi community organizer di Chicago, lalu menamatkan pendidikan pascasarjana di Harvard Law School, Boston tahun 1991. Setelah itu, Obama terjun ke politik dan terpilih menjadi senator Negara Bagian Illinois dan berkantor di Chicago selama delapan tahun. Tahun 2005 terpilih sebagai senator tingkat federal mewakili Negara Bagian Illinois yang berkedudukan di Capital Hill, Washington DC (Shambazy, 2007: 7).

Tulisan Deskripsi, menjelaskan gambaran abstrak menjadi konkret 

Contoh: Yang paling elementer dari label-label yang lebih standar itu adalah label-label yang secara otomatis diberikan kepada seorang anak malah seorang anak yang lahir mati seketika saat kelahirannya, menurut urutan pertama, kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya dari deretan saudara kandung. Ada variasi kelompok status dan tempat tertentu dipakai di sini, namun sistem yang paling biasa adalah memakai nama Wayan untuk anak pertama, Nyoman yang kedua, Made (atau Nengah) yang ketiga, dan Ktut yang keempat, mulai lingkaran lagi dengan Wayan untuk yang kelima, Nyoman yang keenam, dan seterusnya (Geertz, 1992:158--159)

Tulisan sebab akibat, menghubungkan suatu fenomena dengan fenomena yang lain yang dapat dijelaskan secara logis.

Contoh: Sistem jaminan sosial yang dibangun berdasarkan ikatan kultural di Sentani memiliki fungsi yang sangat strategis untuk meredam kerentanan masyarakat ketika badai krisis melanda seiring dengan perubahan sosial yang terjadi di Sentani. Percepatan perubahan sosial terjadi ketika Sentani ditetapkan sebagai wilayah zending agama Kristen Protestan pada awal abad ke-19. Hadirnya gereja mengubah sistem kepercayaan agama tradisional menuju agama Kristen Protestan. Keyakinan yang berporos pada ondofolo (naime bhekingge) mulai bergeser menuju otoritas Yesus. Pergeseran ini memengaruhi keseimbangan sistem jaminan sosial vertikal. Ondofolo dapat menjalankan fungsi holeinarei karena adanya pemberian masyarakat sebagai bentuk pencarian keselamatan. Praktik-praktik pemberian tersebut berhenti ketika pencarian keselamatan tidak lagi tertuju pada otoritas ondofolo, melainkan pada Yesus. Oleh sebab itu, ondofolo mengalami krisis untuk menjalankan sistem jaminan sosial tradisional (Bahruddin, 2010:18)

Tulisan Perbandingan, memecah konstruk gagasan menjadi indikator-indikator lalu membandingkan indikator 2 tersebut dengan gagasan yang lain.

Contoh Pembangunan menjadi agenda utama berbagai negara untuk mewujudkan kesejahteraan sosial. Tiap-tiap negara memiliki strategi yang spesifik dalam mewujudkan tujuan pembangunan. Namun demikian, keunikan strategi pembangunan di tiap-tiap negara tidak menutup kemungkinan untuk melakukan perbandingan kinerja pembangunan antarnegara. Hal ini tidak lain karena sudah ada sejumlah indikator yang disepakati sebagai acuan evaluasi program pembangunan antarnegara. Beberapa indikator tersebut adalah tingkat pendapatan, angka harapan hidup, dan lama sekolah. Komposit indikator-indikator tersebut disebut dengan indeks pembangunan manusia (human development index). Pada tahun 2009, angka harapan hidup di Indonesia adalah 70,5 tahun, sedangkan di Malaysia 74,1 tahun. Indikator pendidikan yang dilihat dari angka melek huruf menunjukkan bahwa Indonesia sebesar 90,0 persen, sedangkan Malaysia sebesar 91,9 persen. Indikator pendapatan yang dilihat dari GDP menunjukkan bahwa Indonesia sebesar 3.712 dolar dan Malaysia sebesar 13.518 dolar. Dari perbandingan disimpulkan bahwa kinerja pembangunan di Malaysia lebih baik daripada Indonesia.

Tulisan Evaluasi, memberikan penilaian / judgement dengan memaparkan dekonstruksi serta mengevaluasi atau memberikan penilaian melalui indikator-indikator tersebut.

Contoh: Tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) telah menjadi kesepakatan global. Tiap-tiap pemerintahan menata diri untuk menyesuaikan dengan prinsip-prinsip good governance. Kualitas pelayanan publik menjadi salah satu hal penting dalam pengelolaan pemerintah yang baik. Mekanisme dan prosedur yang transparan telah disusun untuk menjadi acuan bagi aparatur pemerintahan untuk memberikan pelayanan. Di sisi masyarakat, transparansi mekanisme dan prosedur menjadi panduan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan haknya. Selain itu, mekanisme dan prosedur juga menjadi acuan untuk menilai kualitas pelayanan yang diberikan. Masyarakat memiliki kesempatan untuk menilai kualitas pelayanan melalui survei kepuasan masyarakat melalui kotak pelayanan atau wawancara secara khusus. Survei kepuasan meliputi beberapa indikator seperti: prosedur, kejelasan tugas, kedisiplinan petugas, tanggung jawab petugas, kemampuan petugas, kecepatan, keadilan, kesopanan dan keramahan, kewajaran biaya, kepastian biaya, dan kepastian jadwal. Berdasarkan perhitungan indikator tersebut, kualitas pelayanan publik di Sleman mendapat nilai 67,07. Artinya, kualitas pelayanan yang diberikan termasuk dalam kategori baik.


Bentuk Karya Akademis

  1. Ringkasan (Summary), tulisan yang meresume point-point penting karya akademik, buku dan sejenisnya dengan bahasa ilmiah, tidak ada analisis tapi parafrase tulisanya yang diringkas. Terdiri atas latar belakang, perspektif, argumen dan bukti-bukti, metode, kesimpulan dan refleksi teoritis.

  2. Tinjauan Kritis (Critical Review), tulisan yang menganalisa dengan nalar yang objektif, perbandingan, pertentangan dengan tulisan yang dikritik di lengkapi data-data pendukung 

  3. Esai, terdiri atas pengantar- batang tubuh-penutup. penggambaran ide-ide dan pengembangan ide yang dimiliki dengan memberikan alasan dan penjelasan logis

  4. Tugas akhir, tulisan ilmiah yang memiliki syarat formal tertentu yang ditetapkan oleh suatu lembaga/institusi. standar rata-rata penulisan dengan jumlah kata yaitu : skripsi (15rb-25rb kata), Tesis (30rb-40rb kata), dan Disertasi (80rb-100rb kata)


PENGORGANIASIAN DAN PENJELASAN BAGIAN-BAGIAN TULISAN

Tulisan akademik terdiri dari tiga bagian yaitu:


  1. Pendahuluan

memberikan overview singkat tentang topik yang dipilih, argumen dan hasil yang didapatkan dalam penelitian. Menekankan pada mendeklarasikan suatu isu atau topik yang dianggap penting dalam tulisan dengan landasan berpikir atau teoritisnya metode maupun cara pandangnya sehingga dapat memberikan informasi dari sudut mana penelitian tersebut diteliti dan manfaatnya, serta menunjukkan kepada pembaca bagaimana suatu masalah tersebut dipandang dan dikupas. Secara umum dalam pendahuluan berisi referensi awal, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, hipotesis (untuk kuantitatif, kalau kualitatif cukup pertanyaan penelitian saja).

komponen-komponen dalam pendahuluan:

- Pemaparan topik, apa yang ingin dibahas dan isu apa yang melatarbelakanginya

Contoh : Kenyataan bahwa banyak seminar dan diskusi tentang masalah kemiskinan pada umumnya diselenggarakan di hotel-hotel berbintang, barangkali, bukan secara kebetulan mengisyaratkan betapa peliknya upaya penanggulangan kemiskinan di masyarakat kita (Nasikun, 2002: 2)

- Tinjauan awal, apa yang sudah dan masih dibahas dalam kajian ilmiah terkait hal tersebut, membuat peta isu-isu yang mengelilingi topik tersebut

Contoh: Mengikuti argumen banyak ahli pembangunan (a.l. Horowitz,1972; Reutlinger dan Selowsky, 1976; Islam, 1985; Korten,1984 dan 1986; Weisband, 1989; Adam, 1990; Jazairy et.al., 1992; dan Lipton, 1992), argumen pokok penyajian ini dibangun atas beberapa tesis berikut (....)

- Argumentasi, penyampaiaan argumen dari topik dan tinjauan dari sudut pandang penulis dan pemahaman penulis berdasarkan fakta dan referensi sehingga memperkuat argumen

Contoh : Mengikuti argumen banyak ahli pembangunan (a.l. Horowitz,1972; Reutlinger dan Selowsky, 1976; Islam, 1985; Korten,1984 dan 1986; Weisband, 1989; Adam, 1990; Jazairy et al., 1992; dan Lipton, 1992), argumen pokok penyajian ini dibangun atas beberapa tesis berikut. Pertama, bahwa fenomena kemiskinan bukan semata-mata merupakan konsekuensi dari rendahnya produk nasional bruto dan/atau tingkat pertumbuhan ekonomi. Sekalipun terdapat kaitan yang kuat antara tingkat produksi masyarakat dan kemiskinan, tingkat kemiskinan lebih banyak berkaitan dengan struktur ekonomi suatu masyarakat. Kedua, bahwa kebijakan kebijakan dan program-program pembangunan yang secara khusus diorientasikan pada lapisan penduduk miskin perlu dirancang dan dilaksanakan dengan sistematis melalui integrasi ekonomi mereka ke dalam ekonomi nasional apabila kita benar-benar menghendaki pemecahan lebih mendasar atas masalah kemiskinan yang kita hadapi saat ini. Ketiga, semuanya itu menuntut aplikasi suatu paradigma dan strategi pembangunan baru yang lebih bersifat partisipatoris, berwawasan lingkungan, dan berorientasi pada upaya untuk secara langsung menanggulangi masalah kemiskinan. Keempat, bahwa keberhasilan program-program anti kemiskinan harus didukung oleh sebuah gerakan sosial yang tidak hanya mensyaratkan penyelenggaraan program-program yang kuat dan dana yang melimpah, tetapi juga dukungan banyak hal yang lain: mulai dari mencerahkan (enlightening), kepemimpinan karismatis yang kuat, dan jaringan organisasi yang rapi, sampai dengan pemilihan dan penggunaan lambang-lambang yang memikat (Nasikun, 2002: 3--4).

menjelaskan argumentasi tersebut seperti contoh

Contoh : Di atas kesadaran akan semua itulah, penyajian tulisan ini ingin disampaikan. Tujuan utamanya adalah sebagai media auto-critics untuk mendorong pembentukan pemahaman dan wawasan yang lebih kritis mengenai karakter dari problematika kemiskinan, yang pada gilirannya diperlukan sebagai landasan bagi perumusan konseptualisasi dan operasi gerakan penanggulangan kemiskinan yang lebih dipertanggungjawabkan. Meskipun demikian, para pembaca yang berharap akan menemukan pemaparan sebuah alternatif baru strategi pemecahan masalah kemiskinan jelas akan mengalami kekecewaan yang berat. Kendati tulisan ini berkesan ingin menyajikan sebuah kritik dan koreksi radikal terhadap strategi penanggulangan kemiskinan yang selama ini dilakukan oleh pemerintah, ia sama sekali tidak memiliki kapasitas untuk menawarkan sebuah pemikiran yang benar benar baru, melainkan lebih dimaksudkan sebagai sebuah pemikiran awal bagi penemuan dan perumusan sebuah strategi penanggulangan kemiskinan di dalam perspektif suatu gerakan sosial (Nasikun, 2002: 3).

atau menjelaskan argumentasi yang tidak sependapat dengan literatur lain dengan cara:

Contoh: Tulisan ini bertujuan menelusuri kembali pandangan-pandangan Marx dan Engels tentang negara. Sebagian besar tulisan yang membahas isu ini cenderung mengedepankan kontradiksi dalam pandangan kedua pemikir tersebut. Kontradiksi yang terpenting adalah perbedaan antara cara pandang instrumentalis yang menempatkan negara sebagai alat kepentingan kelas sosial dominan dan perspektif strukturalis yang menganggap negara sebagai lembaga yang memiliki otonomi relatif. Tampaknya, kontradiksi ini bersumber dari beberapa perubahan, terutama, dalam perkembangan pemikiran Marx. Beberapa penulis di antaranya merekam perubahan-perubahan tersebut dengan menegaskan perbedaan-perbedaan antara Marx muda dan Marx tua, Marx humanis dan Marx komunis, atau antara Marx yang ilmuwan dan Marx yang filosofis (lihat misalnya Althusser, 1969; Berlin, 1978; Callinicos, 1983). Di lain pihak tulisan ini menekankan beberapa hal. Pertama, teori negara Marx dan Engels harus dilihat dengan dua cara: sebagai jawaban terhadap dominasi teori negara liberal dan Hegelian di Jerman dan Eropa pada waktu itu dan sebagai konsekuensi dari bangunan filsafat historical materialism yang mereka kembangkan. Kedua, teori Marx dan Engels tentang negara bisa dikelompokkan menjadi empat macam cara pandang: institusionalis, strukturalis, instrumentalis, dan otonomi relatif. Meski ada perbedaan-perbedaan ini, teori yang dikembangkan Marx dan Engels selalu berkaitan dengan dua faktor, yakni negara merupakan tertib sosial yang merepresentasikan kepentingan kelas sosial tertentu dan menjamin kelancaran pembangunan ekonomi kapitalistik.

Argumentasi deduktif merupakan pandangan umum lalu diarahkan pada khusus atau spesifik sedangkan argumentasi induktif dimulai dari khusus, memaparkan bukti-bukti dan akhirnya digeneralisir ke hal yang umum

FOKUS

  • Fokus pada rumusan masalahnya apa?paparan harus jelas, kadang kita terlalu melebar karena tergoda isu pengikat lain disekitar topik kita

  • Fokuskan pada research questionnya

  • Hipotesis atau dugaan kita, berlandaskan teori yang kita pelajari, bukti empiris atau data lainnya

Organisasikan Tulisan

Perhatikan sistematika penulisan, ada alurnya membuat pembaca lebih mudah memahami

Contoh: Tulisan ini akan disajikan dalam ....bagian. Bagian pertama akan membahas.... .Bagian kedua akan membahas.... Contoh: Pada bagian berikutnya, tulisan ini akan memulai pembicaraan dengan mengetengahkan perkembangan teori negara liberal dan Hegelian dan kritik Marx terhadap kedua pendekatan dominan tersebut. Setelah itu, pembahasan dipusatkan pada penjelasan tentang konsep kelas dan kapitalisme sebagai upaya meletakkan teori Negara Marx dan Engels ke dalam kerangka filsafat historical materialism. Bagian keempat membicarakan perspektif institusionalis, strukturalis, instrumentalis dan otonomi relatif. Bagian terakhir merupakan kesimpulan (Hiariej, 2003 : 262).

Kajian Teoritik

Review referensi terdahulu, mengkaji hasil-hasil, metode dan cara pandang penelitian terdahulu. yang penting dari sudut pandang mana penelitian terdahulu di kaji dan hasilnya. sering tejak pada orisinalitas atau menganggap bahwa karya kita adalah yang pertama adalah hal yang harus diwaspadai kita harus mampu melihat bahwa karya kita walau sama tetapi bisa jadi berbeda dengan karya orang lain, untuk itu kita harus mampu menjelaskan juga keunggulan dari karya tersebut

Contoh: Beberapa tokoh berpengaruh menduga bahwa demokratisasi pada negara berkembang menghasilkan ketidakstabilan politik, konflik etnik dan tingkat ekonomi yang rendah. Kaplan (2000:62) menyatakan bahwa jika masyarakat tidak berpikir secara sehat, demokrasi tidak hanya berisiko, namun berpotensi menghancurkan. Zakaria (2008:98) berpendapat bahwa selain demokrasi membawa keterbukaan pada politik di Afrika dan kebebasan, namun juga menghasilkan kekacauan dan ketidakstabilan sehingga menghasilkan korupsi dan lemahnya hukum yang semakin buruk.

landasan teori, berpijak pada berpikir deduktif, dimana teori utama sebagai ground theory kemudian menurun pada level middle sampai bawah

Contoh: Misalnya, penulis ingin menulis mengenai lingkaran kemiskinan di negara berkembang dengan menggunakan teori fungsional struktural dari Herbert Gans (1972). Teori umum sosiologi mengenal tiga paradigma berdasarkan Ritzer (2003) yaitu perilaku sosial, definisi sosial, dan fakta sosial. Paradigma fakta sosial mempunyai sejumlah teori yang tergabung di dalamnya seperti fungsionalisme struktural, konflik, sistem dan sosiologi makro. Gans (1972) dalam Ritzer (2003) melihat kemiskinan sebagai sistem sosial, yang terdapat fungsi ekonomi dan fungsi sosial di dalamnya. Fungsi ekonomi diantaranya adalah menyediakan tenaga kerja kasar, menimbulkan dana-dana sosial, membuka pangan kerja karena dikehendaki oleh orang miskin. Fungsi sosial di dalamnya adalah kemiskinan menguatkan norma-norma sosial utama dalam masyarakat, menimbulkan altruisme, terutama terhadap orangorang miskin yang sangat membutuhkan santunan. Dasar awal ini kemudian dikembangkan lagi dengan menambahkan referensi yang mendukung atas pendapat Gans tersebut sehingga memperoleh sebuah dasar kerangka landasan berpikir secara teoritik yang rasional. Kerangka berpikir ini pula yang nantinya dipergunakan untuk menjelaskan fenomena lingkaran kemiskinan di negara negara berkembang.

Metode Penelitian, menjelaskan proses penelitian dan pengolahan data, memaparkan strategi dan alasan menggunakan metode, manfaat yang diperoleh dengan sudut pandang tersebut. menjelaskan bagian-bagian proses serta tetap memberikan argumen kenapa metode tersebut lebih tepat



II Bagian isi

penjelasan mendetail topik

Isi, terdiri atas:

  1. argumentasi logis dan berhubungan sebagai dasar pijakan

  2. alur yang baik

  3. setiap alur memiliki koneksi atau keterhubungan yang secara keseluruhan mampu menjelaskan pokok permasalahan

  4. memberikan contoh yang memudahkan


Contoh Kemudian pertanyaannya adalah mengapa flu babi bisa mengakibatkan ketegangan hubungan antarnegara? Flu babi yang terus menyebar dan menginfeksi banyak korban di belahan dunia telah banyak mengubah tatanan perekonomian masyarakat dunia internasional. Perubahan-perubahan yang signifikan yang terjadi dalam pembangunan ekonomi tersebut bisa di lihat dari anjloknya bursa saham di banyak negara dan menurunnya angka jumlah penerbangan antarnegara. (Fathurrohman, 2010: 102)



III. Bagian Penutup

bukanlah menulis ulang apa yang telah anda tulis secara ringkas tetapi gambaran kedepan mengenai hasil dan kelanjutan tulisan yang anda pilih. Kesimpulan penulis, bukan ringkasan atau rangkuman saja tetapi:

1. dapat menyimpulkan korelasi-korelasi argument

2. berisi jawaban pertanyaan penelitian




TEKNIK MENULIS KUTIPAN


Kutipan langsung

meminjam gagasan orang lain pada tulisannya secara copy-paste, kalau pendek (tidak lebih dari tiga baris langsung masukkan dalam teks) jangan lupa dimiringkan dan di kasih “..”

Contoh "Kata kunci dalam strategi manajemen jaringan adalah bagaimana membuat para aktor melakukan kerja sama untuk mencapai hasil-hasil yang diharapkan" (Pratikno, 2007:11).

jika panjang, maka dibuatkan alinea baru dalam teks

Contoh: Dalam pidatonya dihadapan sidang BPUPKI tahun 1945, Presiden Soekarno mengobarkan semangat kemerdekaan dengan menyatakan bahwa, 

"Apakah kita mau Indonesia merdeka yang kaum kapitalisnya merajalela, ataukah yang semua rakyatnya sejahtera, yang semua orang cukup makan, cukup pakaian, hidup dalam kesejahteraan, merasa dipangku oleh Ibu Pertiwi yang cukup memberi sandang pangan kepadanya?"


atau kutipan dapat juga menggunakan kata penghantar sebagai penghubung agar dapat menyambung dengan kalimat-kalimat sebelumnya dengan format seperti dibawah ini:

……Sebagaimana dikatakan oleh Giddens (1991: 120) bahwa, " ....."


kapan harus menggunakan kutipan langsung?

  1. Mengutip pernyataan orang terkenal atau ahli

  2. Mengutip informasi yang menarik

  3. Menyatakan dukungan atau persetujuan sumber

  4. Menekankan perbedaan pendapat

  5. Kutipan langsung atau copy-paste sebaiknya digunakan untuk pernyataan-pernyataan yang sulit diparaphrase kan


Kutipan tidak langsung

meminjam gagasan orang lain untuk mendukung argumen tetapi dituangkan dengan kalimat dan bahasa kita sendiri tanpa mengubah substansi makna gagasan orang lain tersebut.

  • Bentuk Summary, bentuk kutipan mengemukakan pokok-pokok gagasan yang dikutip menggunakan kalimat penulis 

Contoh:

Karena remaja berada pada fase yang sangat labil, orang tua dan masyarakat harus turut mengawasi agar remaja tidak terjerumus pada hal-hal negatif (Prajarto, 2010).


Ringkasan diatas diambil dari teks berikut:

“Mengingat kondisi remaja pada masa kini yang mudah berubah-ubah, ditambah dengan rasa ingin tahu yang besar sehingga mendorong mereka untuk melakukan tindakan coba-coba, tugas orang tua secara khusus dan masyarakat pada umumnya adalah untuk mengawasi remaja. Pengawasan ini dimaksudkan untuk menghindarkan remaja dari pengaruh pergaulan buruk yang akan menjerumuskan mereka ke dalam perilaku-perilaku negatif yang mengarah pada kenakalan remaja.” (Prajarto, 2010:34)

kalau kutipan langsung diambil langusng kata-katanya dengan memiringkan dan membuat apostrophe, perhatikan juga (Prajarto, 2010:34) menjelaskan halaman kutipan langsungnya.


  • Bentuk Paraphrase

Dalam parafrase kuncinya adalah memahami gagasannya, langkah2 untuk melakukan parafrase adalah sebagai berikut pahami dengan membaca berkali-kali, pahami dengan pemahaman anda dan tuliskan dengan bahasa anda

kapan sebaiknya melakukan parafrase:

  1. Ketika hendak menyampaikan gagasan orang lain yang mendukung argumen anda

  2. Ketika membandingkan gagasan yang bertentangan

  3. Ketika kata-kata asli tidak membawa implikasi apapun dalam argumentasi

  4. Menyelaraskan kutipan langsung dengan kutipan tidak langsung



BENTUK REFERENSI







0 comments:

Posting Komentar