Sabtu, 26 Agustus 2023

Netherland Book History

Minggu, 20 Agustus 2023

Aplikasi AI

 AI yang pernah dishare di grub ini:

1. Buat Paparan https://tome.app/ 

2. Menjawab apapun https://chat.Openai.com

3. Mencari Artikel http://elicit.org

4. Merangkum isi pdf https://www.chatpdf.com

5. Translate Jurnal https://www.deepl.com/translator

6. Parafrase http://quillbot.com

7. Link ebook gratis https://z-lib.is/

Sabtu, 12 Agustus 2023

Ancaman Validitas Eksternal Penelitian

Weathington dkk (2010, hal. 113)

Recruitment of participants, walaupun dengan berbagai strategi untuk mencari partisipan dari populasi tetap saja tidak bisa mewakili seluruh orang dalam populasi tersebut, selalu ada yang berbeda dari semua yang sama. Misal: Mengenerailis dengan level-level atau kelompok dengan tingkatan yang sama misal tingkatan umur, gender, pendidikan yang sama. "People who volunteer in response to a newspaper recruitment may not represent the typical member of the population you wish study".

Effect of situation, lingkungan sekitar merupakan konteks yang membuat penelitian untuk sehingga tidak dapat mengeneralisir penelitian untuk semua lingkungan, misal mengukur motivasi pegawai pabrik tentu akan berbeda apabila mengukur pegawai pada line produksi dengan pegawai level manager

Effect of history, penelitian yang dilaksanakan di masa lalu akan berbeda dengan penelitian yang dilaksanakan di masa sekarang, karena adanya perubahan nilai, kondisi, dan lingkungan, karena sampelnya juga sudah berubah. Misal: hasil dari penelitian yang dilaksanakan beberapa tahun lalu misal 10 tahun lalu bisa jadi tidak dapat digeneralisir untuk mewakili populasi saat ini karena perubahan lingkungan, teknologi, politik, sosial dan kondisi ekonomi.


Kepercayaan hasil penelitian ditentukan oleh kemampuan peneliti menyingkirkan efek variabel pengganggu (Nahartyo, 2012). Menurut Lynch (1982) terdapat tiga perspektif dalam validitas eksternal yaitu generalisabilitas statistik, replikabilitas konseptual dan validitas ekologis

Sampel Nonrepresentatif, Jika populasi yang diteliti dan populasi yang diteliti tidak cukup mirip, tidak ada pembenaran untuk menggeneralisasi hasil.

Program atau Kebijakan Nonrepresentatif, Jika program atau kebijakan untuk populasi yang diteliti sangat berbeda dengan program yang (akan) diterapkan pada populasi yang diinginkan, hasilnya tidak dapat digeneralisasikan. Misalnya, program berskala kecil dengan dana rendah mungkin memiliki efek yang berbeda dari program skala besar yang tersedia secara luas yang benar-benar dilaksanakan. Ada faktor lain seperti durasi dan jangkauan pemantauan yang harus dipertimbangkan di sini.

Efek Ekuilibrium Umum, Jika kondisi pasar dan/atau lingkungan tidak dapat dipertahankan konstan ketika program yang valid secara internal diterapkan secara luas, validitas eksternal mungkin diragukan

Ancaman Validitas Internal Penelitian 2

Beberapa ancaman yang mempengaruhi validitas internal sebagai berikut:

Gagal Mengikuti Protokol, Jika partisipan tidak mengikuti protokol, maka berdampak pada variabel kontrol gagal menjaga bersentuhan dengan variabel ketiga yang dan mengganggu hubungan yang diteliti

Erosi, Pengurangan dapat menghasilkan sampel yang dipilih secara tidak acak. Jika subjek secara sistematis keluar dari penelitian setelah ditugaskan ke kelompok kontrol atau perlakuan

Efek Eksperimental, Jika subjek manusia dalam kelompok perlakuan dan/atau kelompok kontrol mengetahui bahwa mereka sedang dalam eksperimen, mereka mungkin menyesuaikan perilakunya dengan cara yang mencegah estimasi yang tidak bias dari efek perlakuan.

Ukuran Sampel Kecil, Seperti yang kita ketahui dari teori regresi linier, ukuran sampel yang kecil menyebabkan estimasi koefisien yang tidak tepat dan dengan demikian menyiratkan estimasi efek kausal yang tidak tepat. Selain itu, interval kepercayaan dan uji hipotesis dapat menghasilkan inferensi yang salah ketika ukuran sampelnya kecil.

Kegagalan untuk Mengacak, Jika subjek tidak secara acak ditugaskan ke kelompok perlakuan, maka hasilnya akan terkontaminasi dengan efek dari karakteristik atau preferensi individu subjek dan tidak mungkin untuk mendapatkan perkiraan yang tidak bias dari efek pengobatan. Satu dapat menguji untuk tugas non random menggunakan uji signifikansi ( -Test) pada koefisien dalam model regresi)




masalah lain selain validitas adalah soal statistical conclusion validity atau masalahan pada statistik. Ancaman validitas statistik penting diperhatikan untuk menunjukkan kekuatan dari validitas. beberapa ancaman statistik yaitu:

(a) Low statistical power, lemahnya hubungan statistik hubungan antar variabel, ada beberapa strategi untuk mengatasi masalah tersebut salah satunya adalah dengan memperbesar sample (Cohen, 1992). selian memperbanyak sampole juga dapat dilakukan membedakan level sample. dan strategi ketiga adalah dengan mengembangkan kualitas instrumen dengan mengurangi error dan pembatasan.

(b) violating assumptions of statistical test, kesalahan penggunaan dari prosedur statistik yang digunakan, termasuk asumsi-asumsi dalam menggunakan standar alat-alat statistik yang tepat sesuai dengan penelitian misal penggunaan alat statistik parametrik dan nonparametrik harus berlandas pada asumsi-asumsi alat-alat statistik tersebut. asumsi statistik harus bertemu dengan data penelitian yang tepat.

(3) unreliability in measurement and setting ancaman terhadap analisis statistik. validitas dan reliabilitas instrumen penting untuk diperhatikan

Ancaman Validitas Internal Penelitian

Bart l Weathington Christopher J. L. Cunningham, David J. Pittenger (Book Research Methods for the behavioral and social sciences) 2010 Hal 107 menjelaskan ancaman Internal yaitu:

Confounding Variabel atau variabel yang membingungkan, karena independent variabel berada di luar kontrol dari peneliti maka effect yang mempengaruhi independent variabel tersebut sangat luas dan tidak dapat dikendalikan oleh peneliti. ada 4 kenapa variabel menjadi membingungkan yaitu:

(1) unintended sequence of events, yaitu suatu peristiwa yang terjadi bersamaan pada saat penelitian yang mengganggu variabel independen tersebut, sebagai contohnya adalah seseorang berpendapat bahwa menjadi kaya merupakan ukuran kesuksesan lalu sesaat sebelum penelitian terjadi kejadian bahwa orang yang sukses dan kaya yang dikagumi nya menjadi gila di dalam harta, sehingga sesaat akan langsung merubah mindsetnya.

(2) Carry Over effects (testing effects) mereka yang dites pada test kedua masih akan membawa pengaruh dari test pertamanya . sebagai konsekuensinya maka jika menggunakan prosedur ini kita tidak akan pernah tahu perubahan pada test partisipan.

(3) Maturation (history effect), terjadi apabila penelitian longitudinal mencakup waktu yang panjang, ada kemungkinan terjadi perubahan pada objek yang diamati karena waktu, dan juga kemampuan adaptasi yang dimiliki oleh seseorang atau objek.

(4) Intervening events, dalam hidup maka kompleksitas akan saling mempengaruhi baik independent variabel seperti bencana alam, perang dsb.

Nonequivalent group: perbedaan diantara kelompok yang disebabkan satu atau lebih variabel berkaitan dengan karakteristik dari partisipan yang tidak berhubungan dengan variabel independen

Subject variables: peneliti menetapkan partisipan kedalam grup yang berbeda berdasarkan variabel demografi seperti sex, education yang ternyata mempengaruhi dependen variabel

Participant mortality, partisipan menarik diri atau mundur dari penelitian

Measurement problems, yaitu alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel kurang tepat , atau mengandung pengaruh tersembunyi yang berdampak pada variabel.

Ceiling/floor effect, apabila pertanyaan yang diuji terlalu  mudah sehingga semua orang jawabanya betul atau terlalu sulit sehingga semua orang terlalu mudah menjawab atau terlalu sulit menjawab,hasilnya menjadi sulit untuk dibedakan

Measurement error and reliability (lemah reliabilitas dan validitas)

Instrumentation, orang yang bertanggung jawab dalam mengumpulkan data mengubah ukuran kriteria pada group yang berbeda

Ambiguity of cause effect, tidak dapat menjelaskan pengaruh atau hubungan antar variabel atau mungkin terdapat variabel ketiga yang tersembunyi yang mengubah hal tersebut

Temporal order, ketika variabel di uji di waktu tertentu terlihat ada hubungan tetapi di waktu lain tidak ada

Third variabel, adanya variabel lain yang menjadi intervening atau yang mempengaruhi tapi tersembunyi belum terlihat

Jumat, 11 Agustus 2023

Penggunaan True Experiment

 

True Experiment

Data Qualitative dan Quantitative

Independen variabel diambil dari data kualitatif seperti faktor psikologis yaitu lingkungan moral, lingkungan sosial, kualitas model belajar dan juga diukur dari data kuantitatif seperti intensitas belajar, dan banyaknya waktu belajar sebelum ujian. 

Faktor penyebab dapat dilihat dari sisi fisik maupun non fisik, faktor fisik seperti psikologis, kondisi kerja, kenyamanan, kompetitif. faktor ini lebih menekankan pada rasa yang terikat pada cara berpikir emosional manusia, sedangkan faktor kuantitatif menekankan pada skala waktu, skala jumlah ataupun skala nilai yang terukur


Random Assignment

Ketika treatment dilaksanakan maka efek samping yang terjadi pada tiap orang akan berbeda walaupun minor. Bahkan pada sampel homogen maka efek samping tersebut pasti ada seperti hal-minor misal bisa saja efek treatment lebih kuat pada pria atau wanita dan bisa saja juga lebih berpengaruh pada senior di banding junior

Placebo treatment merupakan salah satu uji treatment yang mempengaruhi efek psikologis dan berdampak. Contoh kondisi berpura-pura diberikan obat padahal kandungannya bukan obat agar pasien tenang dan merasa obat sudah bekerja dalam dirinya (efek psikologis atau non fisik)


Limitation true experiment

  1. Peneliti tidak dapat mengontrol semua variabel yang terhubung pada independet vatiabel terutama karena masalah-masalah etic, teknis dan practic, misal untuk menjaga agar tidak ada pengaruh di luar pengaruh treatment yang dapat merusak treatment, maka peneliti tidak dapat menghalangi misal hubungan yang terjadi ketika pegawai pulang dan contact dengan keluarga atau komunitasnya. sehingga hal ini akan mempengaruhi proses experiment, peneliti hanya bisa mengurangi saja

  2. sangat tidak mungkin untuk mempengaruhi banyak subject variabel seperti personality, intelligence, sex dan karakter unik masing-masing subjek yang diteliti.


permasalahan dalam experiment adalah (1) third variable dan (2) temporal order. Third variabel menunjukkan adanya variabel ketiga yang tidak terlihat, sementara temporal order dalam masa penelitian adanya suatu kejadian yang mempengaruhi pengaruh



Peneliti menggunakan intact group design, beberapa hal penting dalam prosedur intact group design adalah (hal 117)

  1. Peneliti tidak memilih partisipan hanya dari single populasi, ada beberapa populasi yang didefinisikan dengan variabel subjek yang berbeda. contoh membandingkan pegawai yang di diagnosa sakit a, sakit b dan sakit c, lalu kemudian diuji dengan treatment baru tersebut dan mengukur dampaknya masing-masing

  2. apabila menggunakan cara di atas artinya sudah terkelompok partisipannya, sehingga tidak dapat digunakan random assignment sehingga penerapan random assignment pada cara pertama sudah tidak mungkin, maka kita langsung saja pilih random dari kelompok yang telah kita jadikan populasi misal PSM rendah pilih random pegawainya dan PSM tinggi juga pilih random pegawainya untuk masuk ke dalam laboratorium experiment

Penelusuran Literature

Penelusuran Literature

Melalui Database E-Journal:

1. Scienc Direct atau Elsevier

2. Proquest

3. Jstor


Melalui Aplikasi seperti:

1. Publish or Perish (Download)

2. PubMed

3. Researchrabbit


Melalui DATABASE Pengindeks:

1. DOAJ

2. Scopus

3. Web of Science

4. Sinta

5. Garuda

6. Google Scholar

7. Dimension

8. Lens

9. Scimago Journal Rank

10. Crossref

11. Semantic Sholar



Jumat, 12 Mei 2023

Managing People and Organizing Structures, Processes and Cultures Elke Loeffler and Catherine Staite

Managing People and Organizing
Structures, Processes and Cultures
Elke Loeffler and Catherine Staite


Pendahuluan

Banyak negara ingin mencari cara untuk mengurangi anggaran publik termasuk diantaranya pengurangan belanja pegawai tetapi ingin kualitas layanan semakin baik.  Sehingga banyak organisasi publik yang sadar mengenai pentingnya pengelolaan manusia secara efektif yang dapat meningkatkan produktivitas dengan strategi orang yang tepat, kompetensi yang tepat dan tujuan yang tepat.


“Dahulu pegawai didorong untuk meningkatkan kinerjanya dan diukur keberhasilannya dengan memberikan penilaian sesuai standar output atau hasil kerja tetapi tidak menyentuh kedalam proses bagaimana perilaku pegawai terbentuk”

 

Metode Analisis PESTEL dalam Memahami Perilaku Pegawai dengan jangkau ke dalam proses perilaku terbentuk

Senin, 08 Mei 2023

Empat Tipe Pemerintahan - Torben Beck Jorgensen

 Torben Beck Jorgensen mengungkapkan terdapat empat tipe pemerintahan yaitu:

  1. The Hierarchical state, yaitu model negara birokrasi Weber, dimana hubungan hierarki dan spesialis sangat jelas dan pelaksanaan berdasarkan aturan hukum atau prosedur yang ketat (human relation diminumkan agar tidak menghambat efisiensi).

  2. The Autonomous State, Tipe negara yang memberikan kebebasan setiap wilayah untuk memasukkan unsur nilai-nilai masyarakat yang ada. nilai identitas karakter masyarakat dapat masuk melalui ketentuan hukum, otonomi yang diperoleh karena nilai-nilai dasar yang kuat di taati masyarakat dan otonomi karena nilai-nilai keahlian dari profesional yang diyakini masyarakat

  3. The Negotiating State, negara menangani segala kepentingan dan menegakkan kecepatan pada titik equilibrium semua kepentingan.

  4. The Responsive State, negara tanggap dalam menyediakan permintaan masyarakat.terdapat tiga model yaitu supermarket state, the service state, dan the self governing state.

Minggu, 07 Mei 2023

Human Resource Management For Productivity Seok-Hwan Lee Encyclopedia Public Administration and Public Policy-Second Edition Edited By Evan M. Berman

Human Resource Management For Productivity

Seok-Hwan Lee

Encyclopedia Public Administration and Public Policy-Second Edition

Edited By Evan M. Berman


Untuk mencapai produktivitas tinggi perlu orang yang tepat-waktu yang tepat dan tempat yang tepat. Bagaimana pengelolaan manusia melihat perkembangan organisasi dan kebutuhan organisasi. Tantangan yang semakin berubah perlu upaya penyesuaian yang cepat, di kemenkeu kita sudah mengupayakan learning organization, dimana setiap pegawai harus mampu belajar menghadapi tantangan baru. tetapi kelemahanya adalah spesialisasi akan semakin pudar dan banyaknya pembelajaran baru akan menghambat profesionalisme spesialisasi serta berlawanan dengan teori birokrasi yang masih digunakan. Upaya perubahan-perubahan ini merupakan bentuk dari mencari cara terbaik dalam mengatur manusia dengan kondisi yang terus berkembang agar dapat bekerja lebih banyak dan lebih efisien untuk hasil yang lebih baik.

Human Resource Management Stephen E Condrey, Ilka M Decker, Cerl L McCoy (University of Georgia, USA) (P. 938-941) Ensyclopedia Public Administration and Public Polics-Second Edition Edited By Evan M. Berman

Human Resource Management

Stephen E Condrey, Ilka M Decker, Cerl L McCoy

(University of Georgia, USA)

(P. 938-941) Ensyclopedia Public Administration and Public Polics-Second Edition

Edited By Evan M. Berman


Kondisi manusia yang dinamis membuat manajemen SDM selalu menjadi tantangan, dan perkembangannya tidak pernah berhenti mengikuti perubahan yang ada pada manusia. Beberapa paradigma muncul dan mempengaruhi bagaimana pengelolaan SDM seperti outsourcing, privatization, decentralization, reinventing government, NPM, dan NPS. Pengelolaan ini sangat berkaitan dengan nilai-nilai pada pegawai, pada lingkungan, ekonomi, efisiensi dan kesetaraan sosial serta keyakinan yang berkembang dalam tiap masa. secara historis manajemen SDM ini berkaitan dengan analisa pada pekerjaan, hubungan dengan lingkungan diluar organisasi yang mempengaruhi pegawai, pembuatan keputusan, konflik nilai dan efisiensi. Pada perkembangan modern juga menganalisis pegawai dari sisi cost-benefit analysis dalam mempekerjakan pegawai dan pembayaran upah serta pencapaian yang diharapkan, mengevaluasi struktur, bentuk kerjasama maupun biaya terhadap penggunaan kontrak dan sebagainya.

Human Relation Management Theory Gerald T Garbis (P. 938-941) Ensyclopedia Public Administration and Public Polics-Second Edition Edited By Evan M. Berman

Human Relation Management Theory

Gerald T Garbis

(P. 938-941) Ensyclopedia Public Administration and Public Polics-Second Edition

Edited By Evan M. Berman


Introduction

Experiment Hawthorne telah menunjukkan bagaimana hubungan manusia dalam suatu group akan berimplikasi terhadap produktivitas nya dan memperkuat solidaritas serta kemampuan tim yang solid serta memberikan efek jangka panjang dalam ketahanan organisasi. Terdapat tingkatan level hubungan manusia dalam grup yang berdampak pada tingkat produktivitas pegawai. Project ini menjadi awal baru era new classic yang menempatkan manusia sebagai makhluk yang dinamis dan bagaimana maintenance manusia akan memberikan stabilitas kinerja

Selasa, 04 April 2023

Perbedaan Pandangan Antar Generasi Quote

 "Children today are tyrants. They contradict their parents, gobble their food, and tyrannize  their teachers. -Socrates (469 BC-399 BC)" permasalahan perbedaan pandangan antar generasi telah terjadi dari zaman dahulu


Minggu, 02 April 2023

The Life Cycle of Bureaus Anthony Downs Dalam Buku Classics of Public Administration (Jay M. Shafritz and Albert C. Hyde) 8 th , 2015

The Life Cycle  of Bureaus

Anthony Downs

Dalam Buku Classics of Public Administration

(Jay M. Shafritz and Albert C. Hyde) 8 th , 2015


How Bureaus Come into Being

Jenis Biro Kejadian Biro umumnya dibuat dengan salah satu dari empat cara berbeda. Pertama, biro dapat dibentuk oleh apa yang Max Weber disebut rutinitas karisma. Sebuah kelompok laki-laki yang disatukan oleh pengabdian pribadi mereka kepada seorang pemimpin karismatik dapat berubah dirinya ke dalam struktur birokrasi untuk mengabadikan ide-idenya. Kedua, sebuah biro mungkin sengaja diciptakan hampir dari ketiadaan oleh satu atau lebih kelompok dalam masyarakat untuk dibawa keluar fungsi tertentu yang mereka anggap membutuhkan. Banyak lembaga dalam pemerintahan federal yang dibentuk selama tahun-tahun New Deal dari jenis ini. Ketiga, biro baru dapat dipisah dari biro yang ada, seperti yang dilakukan Angkatan Udara dari Angkatan Darat setelah Perang Dunia II. Keempat, biro dapat dibuat melalui "kapal wirausaha" jika sekelompok pria mempromosikan kebijakan tertentu (seperti komunisme) mendapatkan dukungan yang cukup untuk membangun dan mengoperasikan nonpasar yang besar

Policy Analysts: A New Professional Role in Government Service Yehezkel Dror Dalam Buku Classics of Public Administration (Jay M. Shafritz and Albert C. Hyde) 8 th , 2015

Policy Analysts: A New  Professional Role in Government Service

Yehezkel Dror

Dalam Buku Classics of Public Administration

(Jay M. Shafritz and Albert C. Hyde) 8 th , 2015


Gerakan reformasi kontemporer utama dalam administrasi federal Amerika Serikat Serikat (dan di beberapa negara lain juga) didasarkan pada pendekatan ekonomi kepada masyarakat pengambilan keputusan. Akar dari pendekatan ini berada dalam teori ekonomi, khususnya ekonomi mikro dan ekonomi kesejahteraan, dan teori keputusan kuantitatif; alat utama dari pendekatan ini adalah riset operasi, analisis efektivitas biaya dan manfaat biaya, dan penganggaran program dan analisis sistem; dan profesional baru dari pendekatan ini adalah analis sistem. Bersama-sama, ini elemen merupakan komponen utama dari Perencanaan-Pemrograman- Sistem Penganggaran, sebagai pertama kali dikembangkan di Departemen Pertahanan dan sekarang diperluas ke sebagian besar eksekutif departemen dan instansi. Intinya, reformasi ini merupakan invasi pengambilan keputusan publik oleh ilmu ekonomi.

Alokasi sumber daya antara alternatif, yaitu sebagai masalah ekonomi. Aplikasi dari alat yang cocok analisis ekonomi harus oleh karena itu, menurut pendapat ini, berkontribusi pada perbaikan pengambilan keputusan, apapun itu subjek keputusan mungkin. Ini Inovasi utama dari Planning Programming-Budgeting System yaitu di esensi pernyataan kembali penganggaran sebelumnya. Inovasi pengambilan keputusan publik oleh ekonomi tidak dapat dihindari dan bermanfaat, tapi penuh dengan bahaya. Itu tidak bisa dihindari karena ekonomi memberikan satu-satunya yang sangat mengembangkan dasar teori untuk perbaikan dalam proses pengambilan keputusan yang sangat kritis.


Organizations of the Future Warren Bennis Dalam Buku Classics of Public Administration (Jay M. Shafritz and Albert C. Hyde) 8 th , 2015

Organizations of the Future

Warren Bennis

Dalam Buku Classics of Public Administration

(Jay M. Shafritz and Albert C. Hyde) 8 th , 2015


Memprediksi bahwa dalam masa yang akan datang organisasi seperti birokrasi akan mati dan berevolusi pada organisasi yang lebih baru. hal tersebut terjadi karena

Bureaucratic Structure and Personality Robert K. Merton Dalam Buku Classics of Public Administration (Jay M. Shafritz and Albert C. Hyde) 8 th , 2015

Bureaucratic Structure and Personality

Robert K. Merton

Dalam Buku Classics of Public Administration

(Jay M. Shafritz and Albert C. Hyde) 8 th , 2015



Sebuah struktur sosial yang terorganisir secara formal dan rasional melibatkan pola aktivitas yang terdefinisi dengan jelas dimana, idealnya, setiap rangkaian tindakan secara fungsional terkait dengan tujuan dari organisasi. Masing-masing kantor ini berisi area kompetensi dan tanggung jawab yang diperhitungkan. Otoritas, kekuatan kontrol yang mana berasal dari status yang diakui, melekat di kantor dan bukan pada orang tertentu yang melakukan peran resmi.

Formalitas dimanifestasikan dengan

Jumat, 31 Maret 2023

Bureaucracy and the Public Interest E. Pendleton Herring Dalam Buku Classics of Public Administration (Jay M. Shafritz and Albert C. Hyde) 8 th , 2015

Bureaucracy and the  Public Interest

E. Pendleton Herring

Dalam Buku Classics of Public Administration

(Jay M. Shafritz and Albert C. Hyde) 8 th , 2015


Perbedaan variasi stakeholder dan perbedaan kepentingan dalam persoalan publik yang dikompromikan dalam ekonomi dan sosial melalui proses legislatif menjadi sebuah peraturan. Setumpuk tulisan aturan tersebut beserta prinsip-prinsipnya diserahkan ke birokrat untuk dijalankan. Dalam melengkapi prinsip-prinsip untuk dijalankan eksekutor mensyaratkan administratif dalam pelayanan agar lebih rapi dan dapat dipertanggungjawabkan (SOP kepentingan siapa?) maka dalam hal ini eksekutor atau birokrat lebih berkuasa dari legislatif. Legislative kembali akan mengevaluasi implementasi peraturan yang dijalankan oleh pemerintah dan mengecam dengan keras jika hal tersebut tidak sesuai kepentingannya atau hanya diam kalau sudah sesuai dengan kepentingannya. Pada saat ini sistem sudah tidak lagi tertutup antara legislatif dan pemerintah. Rakyat melalui kekuatan medsos dan publik mulai dapat bersuara dengan sangat cepat karena teknologi. Kekuatan besar yang tadinya mampu membendung media mainstream saat ini sudah tidak dapat lagi membendung besarnya medsos dan kebebasan menyampaikan. Lembaga pemerintah harus transparan dan akuntabel dan semua orang dapat melihat, pihak yang bersinggungan dapat bersuara jika pemerintah menjalankan aturannya dengan tidak efisien dan pihak yang bermain mulai tidak berani karena efisien membuka tabir yang selama ini tertutup.

Kamis, 30 Maret 2023

Ecocracy : Ecology Based Democracy Pursuing Local Goals of Sustainable Development in Indonesia

Ecocracy : Ecology Based Democracy

Pursuing Local Goals of Sustainable Development in Indonesia


Pengaruh local faktor dalam perkembangan ketahanan perkembangan local. Keunikan dan perbedaan alami dari keberagaman menjadi faktor kunci keunikan dan untuk meningkatkan secara keseluruhan melalui partisipasi, transparansi, penegakan hukum, keberlangsungan, local wisdom (social culture), equality, akuntabilitas, efektifenes dan kesejahteraan hubungan demokrasi dan ekologi. Menempatkan orang yang tepat dan kekhasan lingkungan menciptakan lingkungan yang sesuai. Keberlangsungan dengan memanfaatkan sosial budaya lokal dalam perkembangan organisasi karena lebih diterima masyarakat. Pluralisme adalah natural bagaimana memanfaatkan kekhasan tersebut pluralisme perlu ditekankan dengan upaya transparansi,demokrasi dan partisipasi

Penelitian juga menekankan pada ketahanan pengmebangan dengan mempertimbangkan ciri karakter lokal seperti (1) kondisi geografis atau kekhasan alam lokal (iklim, pertanian, kelautan, tipologi lahan dan topografi sumber daya alam termasuk cuaca) (2) kekhasan demografis (sosial kapital, budaya, kepercayaan lokal, nilai-nilai lokal) dan (3) Ancaman wilayah (seperti daerah terluar, daerah rawan bencana, dan sebagainya)


Bureaucratic Reform Barriers: A Case Study on the One Stop-Integrated Service Office in Bone Regency

Bureaucratic Reform Barriers: A Case Study on the One Stop-Integrated  Service Office in Bone Regency

Yusriadi 


Faktor penghambat implementasi reformasi birokrasi dengan menjelajah faktor penyebab hambatan reformasi birokrasi dan menawarkan beberapa solusi untuk peningkatan pelayanan. Data dikumpulkan melalui interview, observasi dan dokumentasi. Data dianalisis dengan interactive model terdiri atas pengumpulan, verifikasi dan penyimpulan. hasil menunjukkan beberapa hambatan dalam pelayanan perizinan di OSS antara lain adala red tape, pemahaman birokrat, perbedaan lingkungan birokrasi dan lingkungan eksternal, menjadi rintangan yang kritis dalam hambatan reformasi.

Hambatan dalam reformasi seperti aspek SDM, struktur organisasi, mekanisme dan prosedur. Perlu peningkatan layanan kualitas dengan pengukuran yang akurat serta perubahan mindset birokrasi itu sendiri, perubahan struktur, karena keterbatasan sumber daya, komunikasi dan peningkatan pelayanan. Kebutuhan untuk menyelesaikan patologi birokrasi adalah salah satu kuncinya bidang yang telah mendapatkan perhatian dan minat ilmuwan administrasi publik, yang didorong oleh keinginan untuk mencari solusi hambatan reformasi birokrasi (Caiden, 1991). Hambatan kinerja birokrasi antara lain tidak adanya meritokrasi(menggunakan talenta terbaik); dan janji dan promosi yang tidak didasarkan pada kompetensi, pengetahuan dan keahlian, persaingan yang sehat dan keterbukaan (Yusriadi, 2018a). ini tercermin dalam kinerja yang buruk tentang birokrasi pemerintah tentang pemerataan, daya tanggap, efisiensi layanan, penyuapan dan pencarian rente (Dwiyanto, 2011)

Peningkatan layanan pengguna layanan menerima layanan yang mereka butuhkan dengan tingkat kepastian yang tinggi tentang waktu, kualitas, keadilan dalam akses dan biaya, Salah satu masalah yang telah diidentifikasi sebagai salah satu sumber masalah adalah cara penyelenggaraan pelayanan publik yaitu dengan dan besar, sangat terdesentralisasi. Meskipun begitu, keberadaan OSS tidak dengan sendirinya menyelesaikan masalah secara keseluruhan. Hal ini disebabkan banyak kebodohan yang masih banyak di kalangan masyarakat pengguna jasa, tentang proses perizinan sendiri, terlalu banyak prosedur yang harus disampaikan dan membingungkan dari sisi konten (Bozeman & Feeney, 2011). Keluhan masyarakat terhadap kinerja birokrasi bukan lagi hal baru dan sebagian disebabkan oleh faktor-faktor lain, korupsi yang terus-menerus, layanan lambat pengiriman, prosedur penyampaian layanan yang kaku, birokrasi, dan pola pikir yang memproyeksikan penyedia sebagai pemegang otoritas bukannya berdedikasi pada layanan publik. Secara umum, Kondisi demikian telah menggerogoti konsep birokrasi Hegelian dan Weberian yang berfungsi sebagai koordinator berbagai elemen dalam proses pemerintahan. Akibatnya, banyak masalah yang dihadapi administrasi dan perilaku birokrasi telah menciptakan apa yang oleh banyak pakar disebut sebagai patologi birokrasi (Wahyuddin, 2014).

Ringkasnya, ada lima faktor yang menghambat reformasi birokrasi (Siagian, 1994) yang meliputi 1) Persepsi dan gaya manajerial pejabat dalam birokrasi yang praktik perilakunya mengakibatkan berbagai patologi yang terus mengganggu administrasi, termasuk penyalahgunaan wewenang dan jabatan, menerima suap, dan nepotisme. 2) Kurangnya pengetahuan dan keterampilan petugas pelaksana di berbagai unit yang ada dibebankan dengan pelaksanaan penyampaian layanan publik, yang telah menyebabkan rendahnya produktivitas dan kualitas layanan, dan output yang penuh dengan kesalahan. 3) Perilaku terlarang dari termasuk penipuan dan penyuapan. 4) Perilaku disfungsional atau berbahaya dari birokrasi yang diwujudkan dalam kesewenang-wenangan mereka pekerjaan dan prosedur, melalaikan, dan terlibat dalam kegiatan diskriminatif saat menjalankan tugas; 5) Kerja internal yang tidak kondusif, lingkungan yang menghambat penyampaian yang efektif, tanggung jawab, termasuk pekerjaan yang tidak memadai dan kondisi kerja, kurangnya deskripsi pekerjaan dan indikator kinerja, dan tidak adanya meritokrasi dalam perekrutan karyawan, seleksi, penilaian kinerja, dan promosi.