KEBIJAKAN PUBLIK DAN PERKEMBANGAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
(Yeremias T Keban, 2008 “Administrasi Publik, Konsep, Teori dan Isu”)
Kebijakan yang tepat diambil dengan menemukan masalah yang sebenarnya, sehingga hasil analisis dapat benar-benar menyelesaikan masalah. walaupun masalah sudah ditemukan akan banyak alternatif penyelesaian juga, memilih sebuah pilihan yang terbaik juga merupakan bagian dari kebijakan. Sulitnya menerapkan pilihan yang terbaik karena banyak faktor yang secara positivistik dan keilmuan belum tentu terbaik jika dipandang dari sisi sosial, kesiapan masyarakat, kepentingan nilai dan kelompok serta syarat dengan kepentingan politis yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan kebijakan.
Kebijakan publik merupakan suatu model investasi yang kontinum untuk mencapai tujuan publik. Kebijakan diambil untuk menyelesaikan masalah. Adapun bentuk kebijakan dapat dibedakan atas (1) regulatory, mengatur perilaku. (2) redistributive yaitu mendistribusikan kembali (dari rakyat dan untuk rakyat), (3) distributif yaitu memberikan akses yang sama terhadap semua rakyat, (4) constituent yaitu melindungi negara (Keban, 2008, P: 61).
J.Q. Wilson dikutip dari Peterson (2003) tipe kebijakan terdiri atas:
Majoritarian, mendistribusikan biaya sekaligus mendistribusikan manfaat. Contoh biaya sosial security dan banyak masyarakat langsung menerima manfaat apa yang dibayarkan untuk biaya social security.
Entrepreneurial, membebani biaya pada sekelompok orang tapi manfaatnya dirasakan semua kelompok. misal pajak kendaraan yang membayar pajak kendaraan tetapi pejalan kaki, pengguna sepeda juga masih menikmati jalan walau tidak membayar pajak kendaraan untuk pembangunan jalan.
Client, membebani masyarakat luas melalui subsidi, yang hanya dinikmati segelintir orang saja, misal kenaikan BBM dialihkan ke subsidi dengan bantuan uang tunai ke sekelompok masyarakat miskin
Interest group, mengupayakan biaya dan hasil manfaat pada sekelompok tertentu saja seperti kompetisi yang satu diuntungkan dan yang satu dirugikan.
Kebijakan menyangkut masalah mulai dari yang sederhana sampai masalah yang kompleks. Idealnya kebijakan dapat memberi manfaat pada setiap orang tanpa ada yang dirugikan tetapi pada kenyataanya selalu ada yang dikorbankan dalam suatu kebijakan. Tetapi dalam memilih pengorbanan sebaiknya berpegang pada prinsip pareto optimality atau efisiensi pareto (Pareto optimal didefinisikan sebagai sebuah kondisi dimana sudah tidak mungkin lagi mengubah alokasi sumber daya untuk meningkatkan kesejahteraan pelaku ekonomi (better off) tanpa mengorbankan pelaku ekonomi yang lain (worse off). Artinya mencari manfaat terbesar jika mengorbankan pihak lain. misal membunuh satu orang untuk menyelamatkan 5 nyawa. (Pareto, 1935). Prinsip ini kemudian dilengkapi oleh J.R. Hicks (1939) dimana dikenal dengan prinsip kaldor-Hicks Criterion dimana mereka yang terimbas sebagai korban dari suatu kebijakan harus memperoleh kompensasi dari yang banyak memperoleh manfaat. M.D. Little tahun 1950 menambahkan kebijakan harus mampu meredistribusikan kelayakan secara baik.
Charles Lindblom dalam bukunya “the Science of Muddling Through” mengungkapkan bahwa kebijakan adalah suatu proses continuum atau terus menerus atau inkremental bukan mulai dari titik 0 tapi sudah ada dan terus menerus dikeluarkan dan diperbaiki.
Morton Kroll (1962) kebijakan harus memperhatikan tiga elemen yaitu nilai, sistem etika dan pengaturan institusional.
William W Boyer (1964) membagi tahapan-tahapan kebijakan dalam lima langkah yaitu pembuatan keputusan, programming, komunikasi, kontrol dan evaluasi.
Sir Geoffrey Vickers (1965) menekankan pembuat kebijakan untuk memperhatikan situasi dan penilaian tentang kriteria keberhasilan kebijakan.
Thomas R Dye (1966), melihat variabel ekonomi menjadi faktor penting dalam kebijakan publik. Penggunaan analisis dampak dalam menilai efektivitas kebijakan.
Yehezkel Dror (1968) menyarankan pengembangan Policy Science berguna untuk mempelajari proses pembuatan kebijakan agar dapat diimplementasikan dan berhasil melalui belajar dari umpan balik, analisis sistematik dan evaluasi langsung. dengan mengamati secara baik dan berdasarkan teori maka potensi kebijakan gagal semakin kecil.
LL Wade dan Rl Curry (1970) menggunakan analisis ekonomi dalam menilai kebijakan untuk mengembangkan teori normatif pilihan publik, mengintegrasikan preferensi masyarakat, memilih produk dan jasa yang diproduksi.
Charles O Jones (1971) kebijakan terdiri atas identifikasi masalah, formulasi, legitimasi, aplikasi dan evaluasi.
Graham Allison (1971) menyoroti pembuatan kebijakan tidak hanya dilihat dari model rasional saja tetapi dari banyak model seperti organizational process, bureaucratic politics, human relation dsb.
James E Anderson (1975) kriteria pengambilan kebijakan oleh para aktor yang bergantung pada nilai-nilai masyarakat, afiliasi partai politik, opini publik, kepentingan konstituen, dan pencitraan.
Lima paradigma (bobrow dan Dryzek, 1987) yang mempengaruhi suatu kebijakan yaitu:
Welfare economics, pilihan kebijakan yang paling menguntungkan dan bernilai ekonomis.
Public choice, pilihan kebijakan yang lebih banyak berpihak pada publik.
Social structure, dalam pilihan kebijakan harus memperhatikan setiap lapisan masyarakat, termasuk keuntungan dan kerugian yang dirasakan setiap lapisan.
Information processing, pilihan kebijakan didasarkan pada informasi yang jelas dan benar agar hasil analisis tepat dalam pilihan kebijakan.
Filsafat politik, dalam memilih kebijakan perlu memperhatikan nilai moral dan etika yang berlaku.
Dasar dan pengaruh yang membentuk Administrasi publik antara lain:
Pengaruh Manajemen klasik, perkembangan ilmu manajemen klasik yang dipeleporopir oleh Robert Owen (1771-1858), Frederick W. Taylor (1856-1915) dan Henry Fayol (1841-1925) menunjukkan betapa pentingnya pemahaman terhadap sistem kerja dalam organisasi untuk mencapai tingkat efisiensi terbaik dalam mencapai tujuan organisasi. Pembelajaran dan pemahaman terhadap mekanisme kerja organisasi mengarah pada sebuah sistem yang membuat pekerjaan lebih efisien dan efektif guna meningkatkan produktivitas dan mencapai tujuan. Hal ini berdampak biaya produksi menurun dan produktivitas meningkat. cara inilah yang melahirkan perkembangan pengetahuan yang melatarbelakangi manajemen klasik.
Henry Fayol menggambarkannya dalam kegiatan ini dengan manajemen yaitu planning, organizing, commanding, coordinating, dan controlling. Planning berupa kegiatan merencanakan sehingga individu organisasi telah memiliki tujuan apa yang harus dilakukan, tentu ini sudah menghemat waktu dan efisiensi kebingungan untuk melakukan apa. Organizing adalah kegiatan memobilisasi, mengatur, memanfaatkan sumber daya yang ada, sehingga berdasarkan pengetahuan kegiatan ini mampu saling mengisi serta mendistribusikan resource yang ada untuk saling mengisi karena perubahan resource yang ada sehingga harus dapat menggerakkan dan memaksimalkan resource. Resource tidak tetap sehingga perlu mengorganisir nya. Commanding adalah kegiatan menstimulasi, memotivasi dan menggerakan kemampuan resource terutama resource sumber daya manusia untuk mengeluarkan kemampuan terbaiknya dalam melakukan pekerjaan. Coordinating, yaitu kegiatan membuat setiap unit yang berkaitan berjalan saling terkoneksi sehingga efisiensi antara unit semakin terlihat jelas dan mempermudah kegiatan-kegiatan organisasi. Controlling adalah kegiatan memonitor apakah pekerjaan sudah berjalan dengan tepat dengan tujuan serta melihat kekurangan atau kelebihan agar dapat segera mengorganisir, mengomanding dan mengkoordinat kembali.
Pengaruh manajemen klasik akhirnya menghasilkan penyesuaian pada administrasi publik dan diterbitkannya “papers of the science of administration: karya Gulick dan Urwick dengan mengenalkan POSDCORB yaitu Planning, Organizing, Staffing (fungsi pelatihan SDM, pengangkatan, upgrade SDM), Directing (pengarahan yang jelas, SOP, Peraturan, panduan yang merupakan intisari ilmu), Coordinating, Reporting (laporan sebagai bahan evaluasi, sebagai bagian dari controlling) dan budgeting (penganggaran, karena pelaksanaan pemerintah sudah melalui perhitungan dan perencanaan, serta pengendalian anggaran).
Model ini tentu banyak dikritik karena menganggap semua proses berjalan sesuai dengan kondisi yang sudah diperkirakan padahal banyak sekali aspek baik yang berubah maupun yang terduga, karena dalam ilmu sosial semua kondisi bereaksi sehingga memunculkan berbagai prediksi yang sulit untuk diprediksi di awal. Tokoh yang mengkritik antara lain adalah Herbert A Simon dalam “administrative behavior”” tahun 1947. Sebuah keputusan yang rasional akan sulit diambil oleh manusia yang memiliki nilai, emosional dan faktor tak menentu. Administrator tidak selalu mengambil keputusan layaknya sebuah mesin yang rasional dengan segala perhitungan ekonomis yang menguntungkan tetapi berdasarkan kepuasan yaitu antara rasional, nilai dan emosional. Kritik lain datang dari Dwight Waldo (1948) dalam buku “The Administrative State” yang mengkritik sifat POSDCORB yang terlalu formil padahal manusia memiliki nilai, rasa, tanggung jawab, politik, filosofi serta aspek-aspek sosial budaya yang sering bertentangan dengan manajemen rigid positivistik atau formal. Penemuan terkait human relation mengguncang mengguncang prinsip-prinsip efisiensi POSDCORB yang dianggap sebagai upaya mendehumanisasikan manusia. Manusia memiliki cara untuk bekerja dengan nilai, sosial dan politik yang tidak diakomodir oleh cara efisiensi POSDCORB. Tetapi POSDCORB dalam pemerintahaan tetap dilaksanakan karena tidak ada jalan lain yang lebih praktis dan jelas selain menerapkan hal tersebut. Beberapa perubahan karena adanya pengaruh-pengaruh perkembangan antara lain:
Pengaruh Administrative science, pemanfaatan pengetahuan untuk mempercepat pekerjaan dan pengumpulan data sehingga mempermudah pengambilan keputusan. pengembangan teknik-teknik seperti riset operasi, manajemen organisasi, dan perilaku organisasi. membantu menyesuaikan perkembangan teknologi, pengetahuan untuk metode baru pendekatan dalam administrasi publik.
Pengaruh ilmu politik, pengumpulan data dari administrasi publik akan menjadi strategi baru melihat dan mengevaluasi kebijakan dari sisi politik. Administrasi memberikan masukan mengenai perubahan arah politik.
Pengaruh Sosiologi, perubahan sosial masyarakat akibat perkembangan kompleks yang terjadi menghasilkan berbagai teori tentang birokrasi, sistem, perubahan sosial, kelas, kekuasaan, peranan, status, mata pencaharian, kehidupan dalam masyarakat. Administrasi tidak lepas dari bagaimana mengontrol dan memecahkan persoalan masyarakat dan perkembangan ilmu sosial mampu menjawab pertanyaan tersebut.
Pengaruh Ilmu ekonomi, keuangan menjadi roda penggerak, bagaimana memanfaatkan roda tersebut agar dapat memberikan kontribusi besar bagi kebijakan-kebijakan publik dan berjalannya pertumbuhan, tentu harus mempertimbangkan aspek keilmuan ekonomi. sebagai modal yang penting keuangan dana juga tata cara mengelola termasuk investasi, penarikan pajak, pengelolaan sumber daya tentu berperan penting dalam ilmu administrasi publik.
Pengaruh psikologi sosial, Eksperimen Elton Mayo menunjukkan pentingnya relasi manusia, lingkungan yang nyaman, kondisi fisik yang semuanya mempengaruhi produksi kerja. Bagaimana kebanggan kelompok atau jiwa korsa dapat menjadi sumber kekuatan baru dalam produktivitas kerja, sehingga bukan soal gaji, atau lingkungan kerja yang nyaman lagi tetapi ikatan tiap-tiap individu yang memperjuangkan kepentingan kelompoknya atau dikenal sebagai Hawthome effect. Dalam kelompok yang terikat dengan aturan formal tersebut masih muncul dan hidup sebuah informal group yang kekuatan sosialisasi dan saling mempengaruhinya lebih besar dibanding formal group. Informal group ini mampu memberikan kontribusi besar bagi pegawai. aliran human relation memberikan kontribusi untuk memaksimalkan hasil kerja bukan dengan cara formal atau informal yaitu mengenal kebutuhan sosial, melalui hobi, kesamaan dan menjadikan kepuasan sosial sebagai kekuatan yang produktif dan positif. Model economic-man atau rasional man yang melihat tingkah laku manusia dari motif ekonomi dibantahkan oleh perubahan sosial yang mana kebutuhan sosial dengan taraf tertentu dapat mengalahkan motif economic man. Tidak perlu tambahan gaji yang penting semua orang menyenangkan.
Pengaruh disiplin sejarah, sejarah merupakan nilai historis yang kaya akan nilai. selain itu sejarah juga memberikan pengetahuan untuk memperkaya pengalaman dan pengambilan keputusan.
Pengaruh ilmu perbandingan administrasi, menerapkan ilmu administrasi dengan melihat konteks budaya tiap daerah yang berbeda-beda. adanya percampuran budaya tentu menghasilkan percampuran nilai-nilai dan membuat variasi administrasi negara semakin kaya. gerakan ini didukung sebuah organisasi CAG (Comparative administration group) yang terus berorientasi mencari teori baru, aplikasi praktis, kontribusi yang lebih luas, ketertarikan pada tradisi hukum administrasi, dan analisis perbandingan terhadap problem.
Pengaruh teknologi dan perkembangan masa depan, penerapan AI, masuknya manusia dalam sistem digital, relasi digital, memunculkan fokus-fokus baru seperti pengobatan digital, pertemanan digital dan menyebabkan berbagai perkembangan aspek seperti data manipulation, record keeping, information sorting, storage, dan metode analisis seperti operation research, statistical research, decision making AI, system research, GAME THEORY, dan simulation technique.
0 comments:
Posting Komentar