Motivation Theory in industrial and Organizational Psychology
John P. Campbell
Robert D Pritchard
Motivasi sangat berkaitan dengan performa organisasi dan perilaku organisasi. Pada akhirnya motivasi dapat dikelompokkan berdasarkan kelas-kelas dan taksonomi pada kompleksitas manusia seperti theory human basic needs (Maslow), Equity Theory, Goal Setting, The need of Achievement, and Attribution theory. Secara garis besar the state of motivation theory art adalah psikologi, perbedaan antara experimental dan literature organisasi dan beberapa arah baru dalam penelitian riset di masa depan tentang setting organisasi
Pendahuluaan
Pada intinya motivasi sangat kompleks sehingga teori tersebut banyak muncul dalam setiap konteks, dan masing-masing saling berkaitan satu sama lain, dalam kondisi-kondisi tertentu satu teori motivasi akan lebih dominan dari teori motivasi yang lain. Lalu bagaimana motivasi dalam suatu organisasi?
sebuah rumusan kinerja dalam organisasi diperoleh dari ability x motivation dalam bentuk formula Kinerja = Ability x motivation
Bagaimana mengukur motivasi?
Reaksi tubuh (symptoms/gejala) yang mempengaruhi tubuh merupakan indikator bahwa seseorang termotivasi atau tidak, secara alami tubuh akan merespon motivasi. Seseorang yang menunjukkan reaksi tubuh yang menyenangkan, bersemangat menunjukkan bahwa dia termotivasi dengan pekerjaanya. misal ketika seseorang memiliki motivasi yang tinggi pada suatu hal, maka orang tersebut akan bekerja dengan semangat, tubuhnya menjadi ringan, dan tak kenal lelah, bahkan orang tersebut sangat menikmati kondisi bekerja tersebut tetapi apabila sebaliknya paabila pekerjaan tersebut didak memotivasi pegawai maka symptoms/gejala pada tubuh yang muncul adalah lemas, frustasi, kurang bersemangat, sakit-sakitan. Hal tersebut dapat membantu mengukur motivasi seseorang, dari reaksi tubuh terhadap apa yang dihadapi.
Penjabaran Rumun Performance / Kinerja
Performance = aptitude/bakat x skill level x pemahaman tugas x pilihan untuk mengembangkan usaha x pilihan untuk menentukan level pengembangan usaha x pilihan untuk bertahan dengan gigih x sarana dan prasarana di luar kontrol individu
Motivasi dan Pilihan
Pilihan untuk bekerja, tingkat pemahaman atas pekerjaan, pilihan untuk bertahan dan meneruskan atau berhenti. motivasi sebagai faktor determinan dari sebuah pilihan, antara lain: pilihan memulai usaha dan tugas tertentu, pilihan untuk memberikan, mengembangkan cukup waktu untuk sebuah usaha yang dipilih, pilihan untuk konsisten, bertahan untuk jangka waktu tertentu.
Apa itu Teori Motivasi
Setiap teori motivasi akan bekerja pada dimensinya sendiri. Perbedaan utama menurut Campbell, Dunnette, Lawler & Weick (1970) adalah antara mekanikal atau proses teori dan substantif atau content theories
Process Theory
Proses ini mencoba mendefinisikan variabel yang dibutuhkan dalam menjelaskan variabel utama, usaha dan kegigihan. contoh : insentif, aturan, penegakkan dan harapan dan kelompok teori-teori tersebut mampu menjelaskan perubahan dalam proses tersebut dengan berbagai macam modelnya. Contoh simple seperti tuntunan atau pedoman bahwa individu akan memilih kursus yang dapat memberikan total manfaat yang besar bagi dirinya
contoh proses theory seperti drive theory, reinforcement theory, expectancy theory, and equity theory.
proses model teori:
Thorndike, Hull, Spence, Hebb, Tolman, and Atkinson
Content Theory
Proses ini lebih berfokus pada kandungan penting dari variabel yang mempengaruhi perilaku misal insentif seperti apa yang dibutuhkan individu? kebutuhan apa yang dapat memuaskan individu? spesifikasi ini dapat diterapkan pada klasifikasi atau kluster-kluster individu. miisal general class tuntutan pada penelitian promosi, peningkatan gaji, keamanan kerja, pengakuan dan rekan yang friendly atau kinerja outcome atau kandungan dari teori-teori motivasi yang lain sesuai context. Biasanya akan selalu ada penjelasan tambahan bagaimana variabel mempengaruhi individu
content model teori tokoh dan pakarnya antara lain Freud, McDougall, Murray, McClelland, and Maslow
History of motivation
Beberapa unsur menjadi dasar dari perilaku antara lain adalah rational, equity dan free will. komponen ini merupakan antecedents dari konsep seperti motif, kebutuhan, hasrat dan sebagainya. Observasi pada manusia dan perilaku binatang memberikan kemunculan bahwa ada kekuatan yang mendorong perilaku di luar rasional, hal tersebut terlihat dalam pengamatan perilaku binatang (Bolles, 1967). Manusia memiliki rasional yang baik sedangkan hewan memiliki insting dalam bertindak. Rasional memberikan batasan atau menahan respon dalam berperilaku sedangkan hewan hanya berperilaku berdasarkan insting.
Rational choice dan cognitive expectancy muncul dama model motivasi Edward (1961), Peak (1955), Vroom (1964). Orang membuat pilihan dari berbagai alternatif perilaku dari dasar pengetahuan yang dimiliki. Sehingga pengetahuan memiliki peran yang sangat penting, orang yang memiliki pengetahuan akan mampu membaca situasi dan menghubungkan dengan pengetahuannya sehingga dia mampu membuat pilihan yang lebih variatif dan pilihan yang terbaik dengan dasar pengetahuan yang dimilikinya sedangkan orang yang minim pengetahuan akan memilih sikap sesuai dengan dasar pengetahuan yang dimilikinya (Bonded Rationality), makanya seringkali kita melihat dua orang dengan kondisi yang sama akan memiliki nasib yang berbeda karena pilihannya juga berbeda.
Motivational concern took, kebermanfaatan yang sebesar-besarnya dari pilihan mengartikan pada model hedonistic (Cofer & Appley, 1964). Herbert Spencers Transformation of Darwin's model of biological evolution into the theory of psychological determinism. Pada intinya individu menyukai kesenangan, benefit, kenyamanan dan keenakan serta menghindari kesakitan, ketidaknyamanan. Spencer's theory menjadi bentuk principle dari tujuan dan insentif orientasi. Ada dorongan biologis dalam motivasi, teori evolusi darwin menjelaskan hal tersebut dimana instik digunakan untuk menjelaskan perilaku manusia.
Penentu tindakan atau perilaku berdasarkan 3 teori utama antara lain:
Model Kebutuhan
Reinforcement drive (need) faktor kebutuhan, tokoh yang berperan dalam menganalisa dan melakukan penelitian tersebut antara lain Clark Hull, B.F Skinner dan Kurt Lewin. Hull Theoretical Life: perilaku/behavior adalah potensial reaksi. Motivasi dapat dikatakan sebagai pendorong atau energi untuk bertindak atau melakukan.
Kekuatan kebiasaan atau habit strength berfungsi sebagai magnet, frekuensi. Motivasi atau energi juga berkaitan dengan pengaturan yang mengidentifikasikan pada level tekanan dari kegiatan atau tindakan
Rumusannya adalah sebagai berikut: reaksi potensial (sEr) = f (sHr x D). sHr adalah psychological word atau kata-kata yang dipahami yang menjadi input atau stimulus dari reaksi dapat juga perlakuan dan sebagainya yang dapat menimbulkan reaksi sendangkan D adalah mewakili motivasi atau dorongan untuk berekasi. Perumusan tersebut masih sangat labil karena basic model hull selalu berubah dari hasil experiment, adanya pergeseran perilaku karena perubahan magnitude. Kekuatan dari physchological word dapat berubah-ubah sesuai konteks dan pemahaman yang utuh serta pengetahuan yang semakin berkembang. Kemudian dikembangkan kembali model yang memperbaruhi formula menjadi : (sEr) = f (sHr x D x K) dimana K mewakili nilai insentif. Insetinf adalah dorongan tambahan yang diperoleh untuk memperkuat motivasi maupun pemahaman. Lalu spence memodifikasi model menjadi sEr = f (D + K) x sHr. dengan model ini dapat diaktifkan significant drive atau tekanan dan insentif.
Model Lewin
Major proses perilaku manusia kedua adalah model lewin. Pada prinsipnya manusia memiliki titik beku, atau titik didih yang menentukan perilakunya. Batasan ini tiap orang berbeda-beda. Setiap orang memiliki kebutuhan dan pada sampai titik tertentu dengan terus menerus input yang diperoleh maka akan menjadi tindakan. Lewin melihat bahwa paksaan dikombinasikan dengan tensi dorongan kebutuhan. Lewin menolak secara terang-terangan reinforcement Theory sebagai prediktor dari perilaku.
Skinner dan Lewin dalam motivasi organisasi
Apa yang mendrive perilaku? pengalaman kah? tujuan kah? curiosity? stimulus?
Misal: tekanan atau dorongan biologis seperti kelaparan akan membuat seseorang mencari makan, dorongan biologis ngantuk akan membuat seseorang tidur, dorongan biologis ini akan berdampak pada tindakan dan perilaku. Pengaruh individu, situasi dan particular drive at issue, sehingga level stimulus juga akan mempengaruhi variasi perilaku.
“dapat di gambarkan perilaku terjadi karena dorongan kebutuhan natural baik terjadi secara alami ataupun karena respon atau reaksi yang di terima karena input informasi eksternal yang diproses menjadi pemahaman yang akhirnya berpadu dengan reaksi hormon biologis menciptakan kondisi dorongan yang kuat di tambah faktor eksternal seperti keadaan, kondisi sekitar, kesempatan, serta batas atau titik tertentu dimana perilaku tersenbut akhirnya dilaksanakan”(Royhan: 10-2-23). Proses ini melibatkan kondisi yang kompleks. reaksi ini juga muncul secara acak misal dari kondisi bertemu dengan memory serta nilai lalu menciptakan dorongan dan lingkungan yang mendukung yang menggerakaan perilaku. adapaun komponen seperti pemahaman atau informasi (baik berupa memory lama seperti pengalaman yang melekat dan informasi baru), stimulus (informasi dan kondisi yang menajdi input reaksi), Kebutuhan natural (lapar, ngantuk, sex), pilihan perilaku (berdsarkan formulasi dari input informasi dan pengetahuan yang dimiliki), kondisi dan keadaan sekitar (baik dukungan maupun halangan dalam menentukan pilihan),
emosional merupakan reaksi input informasi baru dan informasi yang sudah mengendap menjadi nilai.
meliptui nilai, budaya, keyakinan dang telah mengakar
0 comments:
Posting Komentar