PUBLIC ADMINISTRATION
Traditions of Inquiry and Philosophies of Knowledge
(Norma M. Riccucci, 2010)
Acknowledgement
Beberapa leading jurnal di administrasi publik seperti public administration review (PAR) fokus pada postmodern kritik, dan hipotesis dengan model regresi. Journal of public administration research and Theory (JPART) fokus fokus pada kuantitatif yang kompleks dan analysis theory and Praxis (ATP) sebaliknya fokus pada normatif dan teori dialog dalam administrasi publik. Pada pertengahan abad ke-20 Dwight Waldo dan herbert Simon beradu argumen mengenai logika dari administrasi publik. perdebatan mereka terkait pertanyaan apakah administrasi publik adalah seni atau ilmu? selain itu dalam dekade terakhir perdebatan dinilai dari metodologi riset dalam public administrasi. Kritik selanjutnya mengenai review dari teori building penelitian dan public administrasi epistemologi yang mendemonstrasikan bahwa keberagaman dari pembelajaran tradisional dan hubungannya dengan riset di lapangan berkisar dari interpretatif sampai pada postmodern kritik.
Bagian Buku
Chapter pertama buku ini membahas tentang debat ontologi, epistemologi, dan metodologi pada administrasi publik. Ontologi mempertanyakan, apa itu realitas dan apa itu eksistensi? jawabnya adalah realitas dapat dilihat secara objektif dari fenomena sosial politik, atau konstruksi gender. Epistemologi menanyakan apa yang bisa kamu ketahui dan bagaimana kamu mengetahuinya? hal ini terkait dengan ontologi framework sebelumnya yaitu mendefinisikan hubungan antara objek yang di riset dan peneliti. metodologi menanyakan bagaimana seharusnya usaha untuk mendapatkan pengetahuan tersebut dilakukan? peneliti harus mencari realitas dan kebenaran dengan memanipulasi data melalui pikiran, atau melalui ekspresi kata-kata sebagai contoh teks dan perilaku. Dalam bab 1 ini juga dibahas perdebatan antara Dwight Waldo dan Herbert Simon yang membatasi atau mencari tahu apakah administrasi publik ini termasuk ilmu atau seni?
Chapter kedua membahas mengenai kurangnya paradigma yang memandang administrasi publik karena sangat alami di lapangan yang langsung diterapkan dan karakternya diperoleh dari pengalaman dan praktikal. lebih jauh dalam praktikal dan institusi lebih dikontrol dan dikendarai oleh mereka yang yang dijiwai dengan politik sehingga menghalangi dari memperoleh cara pandang. maka dari itu karena kurangnya paradigma tidak dapat diperlakukan sebagai normal ilmu menurut kurniawan.
Chapter ketiga mengilustrasikan bahwa tidak hanya ilmu administrasi publik sendiri saja yang mengalami kebingungan. Beberapa disiplin ilmu sosial lain pun juga berjuang untuk melihat paradigma mereka dengan tipe ontologi, epistemologi, dan metodologi yang masih belum jelas. Perkembangan ilmu selanjutnya menunjukkan bahwa ilmu administrasi publik semakin kontras dengan ilmu lainnya seperti politik dan analisis kebijakan. Chapter 3 ini juga menyampaikan contoh dan ilmu sosial di disiplin ilmu lainnya yang sedang dipelajari sama dengan batasan, wilayah, teori, dan metode dari lapangan ilmu tersebut.
Chapter keempat menjelaskan tentang tipologi dari tradisi epistemik dalam ilmu administrasi publik. lebih khusus menyampaikan tentang kerangka kerja dari sejumlah riset melalui pendekatan: interpretivism, rasionalisme empirisme logical positifism, post positivism, dan postmodernism. Ontologi dan epistemologi dihubungkan dengan pendekatan metodologi dan perekaman teknik masing-masing. hal ini menunjukkan semakin beragamnya riset tradisi dari administrasi publik.
chapter 5 dan 6 tentang Metode, memberikan perbedaan epistemik tradisi dalam riset administrasi publik. Pada chapter 5 pendekatan dengan kualitatif dan pada chapter 6 pendekatan dengan kuantitatif sebagai contoh interpretative study di public administration tergantung dengan analisa yaitu dengan pendekatan kualitatif. contoh pada postmodern kritik penggunaan kualitatif empirik juga dipresentasikan di chapter 5. Penelitian pertumbuhan pergerakan perilaku dijalankan dengan logical positivism seperti penelitian kuantitatif dicontohkan seperti di chapter 6. Baik kualitatif dan kuantitatif telah berkontribusi besar dalam pembangunan bangunan teori di public administrasi.
Chapter 7 membahas mengenai mix method, kombinasi antara kualitatif dan kuantitatif. keunggulan dari metode ini adalah triangulasi untuk memberikan kekuatan dari kedua metode yang dipakai. mix method ini juga dapat memberikan pemahaman yang lebih kompleks pada fenomena sosial.
Chapter 8 berisi ringkasan sinopsis dari tradisi epistemic di administrasi publik dan juga menekankan usaha yang lebih besar. beberapa mungkin sulit dari pandangan tentang logic dari pertanyaan administrasi publik yang akan tetap tidak toleran dari bentuk epistemik heterogen.
0 comments:
Posting Komentar